Wednesday, June 12, 2013

jejak sejarah bali abad xvi bagian 4 (1576-1600)

jejak sejarah bali abad xvi bagian 4 (1576-1600)

1576
Pada 1576 sultan Akbar dari mughal mengirimkan kontingen  yang sangat besar peziarah haji yang dipimpin oleh Khwaja Sultan Naqshbandi, Yahya Saleh , dengan 600.000 koin emas dan koin perak  dan 12.000 kaftan kehormatan dan kiriman besar beras .

1576
Pada bulan Oktober 1576, Kaisar Mughal Akbar, mengirim Delegasi haji termasuk anggota keluarganya
antara lain bibinya Gulbadan Begum dan permaisuri nya Salima,  dengan dua kapal dari Surat termasuk
kapal Ottoman, yang mencapai pelabuhan Jeddah pada tahun 1577 dan kemudian melanjutkan menuju Mekkah dan Madinah . Empat lagi kafilah dikirim antara 1577-1580, dengan hadiah indah bagi otoritas Mekkah dan Madinah yang saat itu dikuasai oleh khilafah islamiah ottoman.

rombongan Kekaisaran Mughal tinggal di Mekkah dan Madinah selama hampir empat tahun, dan menghadiri haji empat kali. Selama periode ini Akbar bahkan membiayai ziarah banyak Muslim miskin dari Kekaisaran Mughal dan juga mendanai fondasi Qadiriyya Sufi Ordo pondok darwis di Hijaz. rombongan Mughal akhirnya berangkat ke Surat dan kembalinya mereka dibantu oleh Ottoman Pasha di Jeddah .

Karena upaya Akbar untuk membangun kehadiran Mughal di Mekah dan Madinah, penguasa lokal di sana  mulai lebih percaya dukungan keuangan yang diberikan oleh Kekaisaran Mughal , ini membuat berkurangnya ketergantungan mereka pada Ottoman turki.

perdagangan Mughal- Ottoman juga berkembang selama periode ini, antara lain rempah-rempah , zat warna , kapas dan syal di pasar-pasar dari Aleppo setelah tiba dan meneruskan perjalanan ke hulu melalui pelabuhan Basra .

1578
Sebuah konflik antara bangsawan Kiyayi Pande dan Gusti Talabah meningkat menjadi pemberontakan skala penuh terhadap pasukan raja dalem bekung di gelgel. Pada akhirnya para pembrontak ini dikalahkan dan dibunuh dengan upaya habis-habisan, kejadiannya pada tahun 1578 yang diceritakan oleh berbagai teks.

Setelah peristiwa ini Dalem Bekung harus meninggalkan istana Gelgel. Versi akhir dari Babad Dalem menegaskan bahwa saudaranya yaitu  Dalem Seganing mengambil alih sebagai raja menggantikannya


1579
Pada tahun 1579 Yesuit dari Goa diizinkan untuk mengunjungi istana Akbar di kekalifahan mughal di delhi, dan dia menerjemahkan Perjanjian Baru, dan jesuit diberikan kebebasan untuk membuat, mengubah dan mengkristenkan salah seorang putranya.

Jesuit tidak membatasi diri dengan eksposisi keyakinan agama mereka sendiri, tetapi dibenci Islam dan
Nabi dalam bahasa terkendali. Komentar mereka membuat marah para Imam 's dan Ulama , yang keberatan dengan pernyataan dari Jesuit , namun Akbar memerintahkan komentar mereka untuk dicatat dan mengamati perilaku mereka dengan hati-hati.

konflik ini diikuti oleh pemberontakan ulama Muslim yang dipimpin oleh Mullah Muhammad Yazdi dan
Muiz-ul-Mulk, kepala Qadhi dari Bengal pada tahun 1581, ketika pemberontak ini ingin menggulingkan
Akbar dan memasukkan saudaranya Muhammad Mirza Hakim penguasa Kabul untuk tahta Mughal.
namun Akbar berhasil mengalahkan para pemberontak dan kemudian lebih berhati-hati tentang tamunya dan pernyataannya, yang kemudian ia diperiksa dengan penasihatnya secara hati-hati.


1579
Banten merebut sisa-sisa Pajajaran, kemudian menjadikannya Islam.

1580
Portugal jatuh ke tangan kerajaan Spanyol; usaha-usaha kolonial Portugis tidak dipedulikan.

1580:
Pelaut terkenal Inggris Francis Drake telah mengunjungi Bali. Demikian juga Cavendish yang pernah berlayar di selat Bali

1580
Pada 1580, pemberontakan pecah di bagian timur kerajaan mughal Akbar, dan sejumlah fatwa , menyatakan Akbar menjadi sesat, diterbitkan oleh Qazis . Akbar menekan pemberontakan dan memberikan hukuman yang berat kepada Qazis.

Dalam rangka untuk lebih memperkuat posisinya dalam menghadapi Qazis itu, Akbar
mengeluarkan mazhar atau pernyataan yang ditandatangani oleh semua ulama utama pada tahun 1579.
mahzar tersebut menegaskan bahwa Akbar adalah Khalifah zaman, pangkat sang Khalifah
adalah lebih tinggi  daripada pangkat mujtahid (akbar lebih berkuasa dari ulama),
dalam kasus perbedaan pendapat di antara para mujtahid, Akbar bisa memilih salah satu pendapat dan
juga bisa mengeluarkan keputusan yang tidak bertentangan dengan nash (syariah islam) .

Mengingat konflik sektarian sesama Islam marak di berbagai bagian negara pada waktu itu, diyakini bahwa Mazhar membantu dalam menstabilkan situasi agama di kekaisaran khilafah islamiah sunni mughal.

Hal itu membuat kekuasaan akbar sangat kuat karena supremasi lengkap diberikan kepada Khalifah oleh
syariah Islam, dan juga membantunya menghilangkan pengaruh agama dan politik khalifah Ottoman atas
rakyatnya, sehingga memastikan loyalitas penuh mereka kepada khilafah mughal akbar.


1585
Sultan Aceh mengirim surat kepada Elizabeth I dari Britania. Kapal Portugis yang dikirim untuk membangun sebuah benteng dan misi di Bali karam tepat di lepas pantai.

1587
Menurut beberapa sumber Kaisar Mughal Akbar menyatakan keinginan untuk membentuk aliansi dengan
kafir Portugis, terutama dalam rangka memajukan kepentingannya, tapi setiap kali Portugis berusaha
untuk menyerang Ottoman , dukungan Kaisar Mughal Akbar terbukti gagal .

Dalam 1587 armada Portugis yang dikirim untuk menyerang Yaman namun dapat dikalahkan oleh Angkatan Laut Ottoman , setelahnya aliansi Mughal-Portugis, segera runtuh terutama karena tekanan terus oleh vassal Kekaisaran Mughal Janjira .


1587
Portugis di Melaka menyerang Johore.
Portugis menandatangani perjanjian perdamaian dengan Sultan Aceh.
Sir Thomas Cavendish dari Britania mengunjungi Jawa.



1596
 5 Juni, ekspedisi De Houtman tiba di Sumatra.

23 Juni, ekspedisi De Houtman tiba di Banten. Mula-mula diterima dengan bersahabat, namun setelah kelakuan yang kasar oleh Belanda, Sultan Banten, bersama-sama dengan orang-orang Portugis yang ditempatkan di Banten, menembaki kapal-kapal Belanda.

Ekspedisi De Houtman dilanjutkan di sepanjang pantai utara Jawa. Sebuah kapal hilang di tangan para perompak. Lebih banyak perilaku yang buruk menyebabkan timbulnya kesalahpahaman dan kekerasan di Madura: seorang pangeran Madura terbunuh, beberapa pelaut Belanda ditangkap dan ditawan, De Houtman harus menebus mereka agar dibebaskan.

1597
pada ekspedisi pertama Belanda, di bawah Cornelis de Houtman , mengunjungi Bali pada 1597, mereka bertemu seorang raja yang kemungkinan Dalem Bekung atau Dalem Seganing. Raja digambarkan sebagai tegap, sangat kekar, pria berumur sekitar 40-50 tahun.
Pada saat kunjungan mereka, sebuah ekspedisi besar Bali siap untuk membantu Kerajaan Blambangan yang masih hindu melawan Muslim Pasuruan. Sebuah sumber Belanda menunjukkan bahwa ekspedisi itu tak membuahkan hasil, karena Blambangan jatuh ke Pasuruan di tahun 1597.
ini merupakan ekspedisi Jelantik seperti yang disebutkan dalam Babad Dalem.
 selengkapnya:

 1597   27 Januari :
Rombongan Jacob Kackerlack dari Belanda tiba di Bali disambut dengan baik oleh penduduk setempat disuguh air minum dan makanan olahan daging babi yang lezat. Raja dikawal oleh tuan tanah yang sebagian besar menunggang kuda. Jumlah pengawal raja sekitar 300 orang dipersenjatai tombak, keris yang mirip dengan pedang Turki diselipkan dibalik lipatan pakaian. Tidak disebutkan nama raja dan kerajaan

1597   9 Februari :
Awak kapal Aernoudt Lintgens(belanda) diterima oleh penguasa di Badung, dimana Badung pada waktu itu masih merupakan bagian dari Kerajaan Mengwi (Mongopura). Komodor Cornelis de Houtman tidak ikut mendarat.

Dalam catatan Lintgens tidak disebutkan nama Raja, tapi dapat ditafsirkan yang berkuasa saat itu adalah Dalem Segening, adalah Dewa Agung Susuhunan Bali-Lombok. Lintgens menemui Raja di Gelgel diantar oleh yang disebutnya “Kijloer” (Pejabat Kerajaan). Lintgens melihat adanya persiapan pasukan Bali berjumlah 20.000 orang untuk merebut Blambangan yang diduduki oleh Sultan Agung Mataram.

Lintgens tercengang mendengar Raja (umur 40 tahun) beristeri 200 orang. Seorang anak laki 20 tahun disiapkan sebagai penggantinya. Sebaliknya raja juga tercengang mendengar berita yang dikatakan Lintgens, bahwa di Belanda berkuasa Pangeran Maurits Van Nassau berumur 30 tahun belum beristeri! Raja mengatakan di Bali pria kawin umur 12 tahun sedangkan wanita 9 tahun.

Lintgens menjelaskan iklim di Belanda yang silih berganti, tapi raja tidak percaya karena tidak tahu apa itu salju. Lintgens memperlihatkan peta dunia, dimana raja terkejut karena Bali begitu kecil. Raja sangat kagum atas luasnya wilayah Kekuasaan kerajaan Turki dan Tiongkok.
Dalam laporannya Lintgens mengatakan bahwa raja duduk di atas roda pedati, atapnya dihias, ditarik oleh 2 ekor kerbau putih

1597
Beberapa anggota ekspedisi De Houtman menetap di Bali dan menolak pergi.
Berlawanan dengan perintah, sebuah armada Portugis di bawah Lourenzo de Brito memutuskan untuk melakukan pembalasan terhadap Sultan Banten karena melakukan bisnis dengan pedagang-pedagang Belanda. Armada ini dikalahkan oleh Banten dan dipaksa mundur.
Sisa-sisa ekspedisi De Houtman (89 orang dari semula 248 pelaut) kembali ke Belanda dengan rempah-rempah.

1598
 22 kapal Belanda dalam lima ekspedisi berangkat ke timur. Dewan Negara Belanda mengusulkan agar perusahaan-perusahaan yang bersaingan dipersatukan. Ekspedisi kedua De Houtman mengikutsertakan John Davis, seorang mata-mata Inggris. Van Noort berangkat untuk berlayar mengitari ujung timur benua Amerika ke Hindia Belanda.

1599
Ekspedisi Belanda di bawah Van Neck tiba di Maluku, mulai melakukan perdagangan yang sukses di Banda, Ambon dan Ternate.   bulan Juni terbunuhnya De Houtman dalam konflik dengan Sultan Aceh.
Gereja-gereja Belanda mulai menyerukan pekerjaan misi penyebaran kristen di Hindia Belanda.



berlanjut ke: jejak sejarah bali abad xvii bagian 1 (1601-1625)

jejak sejarah bali abad xvi bagian 3 (1551-1575)

jejak sejarah bali abad xvi bagian 3 (1551-1575)

1551
Johore menyerang Portugis Melaka dengan bantuan dari Kerajaan Kalinyamat (Jepara).

1552
Aceh mengirim duta ke Sultan Ottoman di Istanbul (constantinopel) turki.

1555
Pada tahun 1555, sementara Akbar masih seorang anak anak, Laksamana Seydi Ali Reis dari khilafah
islamiah sunni ottoman mengunjungi Kaisar Mughal Humayun .

1555
Setelah kekacauan atas suksesi Sher Shah Suri (afganistan), Humayun merebut kembali Delhi pada tahun 1555,
memimpin tentara sebagian disediakan oleh sekutu Persianya Tahmasp I. Beberapa bulan kemudian,
Humayun meninggal. wali Akbar, Bairam Khan menyembunyikan kematiannya dalam rangka untuk mempersiapkan suksesi Akbar

1556
kyai Batan Jeruk memberontakan pada tahun 1556 atau 1558 terhadap gelgel seperti dikisahkan dalam
teks-teks Bali. Ketika cukup tua untuk memerintah atas namanya sendiri, Dalem Bekung terbukti menjadi penguasa aktif dan pengecut, yang menyebabkan hilangnya prestise kerajaan dan disiplin di antara bangsawan. Dia meninggalkan urusan negara utamanya pada menteri Nginte.

Dalam periode ini Brahmana bijak terkenal Nirartha , yang telah memberi dampak yang mendalam pada
budaya elit agama di Bali, meninggal.

1556
Pada 5 November 1556, 80 km ke utara Delhi, angkatan Tentara khilafah islamiah sunni Moghul
mengalahkan tentara Hindu yang  dipimpin Jeneral Hemu demi menyerahkan pada Akbar takhta India di Pertempuran Panipat Kedua.

Ketika Akbar naik tahta, hanya sebagian kecil bekas jajahan Kesultanan Mogul masih dibawah kekuasaannya, lalu ia berupaya untuk mengembalikan kawasan-kawasan lama itu ke dalam kekuasaan Mogul.

Ia meluaskan Kerajaan Mogul dengan penaklukan Malwa (1562), Gujarat (1572), Benggala (1574),
Kabul (1581), Kashmir (1586), dan Kandesh (1601)



1558
qandahar diserbu dan dicaplok oleh penguasa muslim syiah persia Husain Mirza, seorang sepupu Tahmasp I , pada tahun 1558.

Setelah ini, Bairam Khan(wali sultan akbar) mengirim utusan ke Tahmasp I, dalam
upaya untuk mempertahankan hubungan damai antara kilafah islamiah sunni moghul dengan khilafah islamiah syiah  Safawiah.

Gerakan ini berbalas dan hubungan baik terus berlangsung antara dua kerajaan selama dua
dekade pertama pemerintahan Akbar.

Namun, kematian Tahmasp I tahun 1576 mengakibatkan perang saudara dan ketidakstabilan di kekhalifahan islamiah syiah Safawiah, dan hubungan diplomatik antara dua kerajaan berhenti selama lebih dari satu dekade, dan baru dikembalikan tahun 1587 setelah aksesi Shah Abbas ke tahta Safawi.

Tak lama setelah itu, tentara Akbar menyelesaikan pencaplokannya atas Kabul, dan dalam rangka untuk lebih mengamankan batas-barat utara kerajaannya, ia melanjutkan ke Qandahar. Kota ini menyerah tanpa perlawanan pada tanggal 18 April tahun 1595, dan penguasa Muzaffar Hussain pindah membelot ke Akbar. Qandahar terus tetap dalam kepemilikan khilafah islamiah sunni Mughal, dan Hindukush di perbatasan barat kekaisaran, selama beberapa dekade sampai ekspedisi Shah Jahan  'ke dalam Badakhshan pada 1646.

Hubungan diplomatik terus dipertahankan antara Safawi yang syiah dan  Mughal yang sunni sampai akhir pemerintahan Akbar.


1560
 Portugis mendirikan pos misi dan perdagangan di Panarukan, di ujung timur Jawa.

1562
setelah tahun 1562, Aceh nampaknya sudah menerima bala bantuan Turki yang memungkinkannya menaklukkan Kerajaan Aru dan Johor pada tahun 1564.

Pengiriman duta ke Istanbul pada tahun 1564 dilakukan oleh Sultan aceh Husain Ali Riayat Syah.
Dalam suratnya kepada Porte Usmaniyah, Sultan Aceh menyebut penguasa Utsmaniyah sebagai Khalifah
(penguasa) Islam.

1563
Guna menghadapi bangsa kafir Eropa, Kerajaan islam Aceh mencari dukungan dari kerajaan-kerajaan tetangganya yang muslim termasuk dari kekhalifahan islam sunni Turki Utsmani pada tahun 1563 M
(kerajaan Islam terbesar saat itu).

Utusan dari Aceh membawa serta hadiah-hadiah berharga dari Sultan untuk dipersembahkan kepada penguasa Turki. Hadiah-hadiah itu antara lain berupa emas, rempah-rempah dan lada.

Bersama utusan itu, Sultan Aceh Alauddin Mahmud Syah mengirimkan sepucuk surat resmi kepada khalifah. Berikut petikan surat tersebut :

“Sesuai dengan ketentuan adat istiadat kesultanan Aceh yang kami miliki dengan batas-batasnya yang dikenal dan sudah dipunyai oleh moyang kami sejak zaman dahulu serta sudah mewarisi singgasana dari ayah kepada anak dalam keadaan merdeka.
Sesudah itu kami diharuskan memperoleh perlindungan Sultan Salim si penakluk dan tunduk kepada pemerintahan Ottoman dan sejak itu kami tetap berada di bawah pemerintahan Yang Mulia dan selalu bernaung di bawah bantuan kemuliaan Yang Mulia almarhum sultan Abdul Majid penguasa kita yang agung, sudah menganugerahkan kepada almarhum moyang kami sultan Alaudddin Mansursyah titah yang agung berisi perintah kekuasaan.
Kami juga mengakui bahwa penguasa Turki yang Agung merupakan penguasa dari semua penguasa Islam dan Turki merupakan penguasa tunggal dan tertinggi bagi bangsa-bangsa yang beragama Islam. Selain kepada Allah SWT, penguasa Turki adalah tempat kami menaruh kepercayaan dan hanya Yang Mulialah penolong kami.
Hanya kepada Yang Mulia dan kerajaan Yang Mulialah kami meminta pertolongan rahmat Ilahi, Turkilah tongkat lambang kekuasaan kemenangan Islam untuk hidup kembali dan akhirnya hanya dengan perantaraan Yang Mulialah terdapat keyakinan hidup kembali di seluruh negeri-negeri tempat berkembangnya agama Islam.
Tambahan pula kepatuhan kami kepada pemerintahan Ottoman dibuktikan dengan kenyataan, bahwa kami selalu bekerja melaksanakan perintah Yang Mulia. Bendera negeri kami, Bulan Sabit terus bersinar dan tidak serupa dengan bendera manapun dalam kekuasaan pemerintahan Ottoman; ia berkibar melindungi kami di laut dan di darat.
Walaupun jarak kita berjauhan dan terdapat kesukaran perhubungan antara negeri kita namun hati kami tetap dekat sehingga kami telah menyetujui untuk mengutus seorang utusan khusus kepada Yang Mulia, yaitu Habib Abdurrahman el Zahir dan kami telah memberitahukan kepada beliau semua rencana dan keinginan kami untuk selamanya menjadi warga Yang Mulia, menjadi milik Yang Mulia dan akan menyampaikan ke seluruh negeri semua peraturan Yang Mulai.
Semoga Yang Mulai dapat mengatur segala sesuatunya sesuai dengan keinginan Yang Mulia. Selain itu kami berjanji akan menyesuaikan diri dengan keinginan siapa saja Yang Mulia utus untuk memerintah kami.
Kami memberi kuasa penuh kepada Habib Abdurrahman untuk bertindak untuk dan atas nama kami.
Yang Mulia dapat bermusyawarah dengan beliau karena kami telah mempercayakan usaha perlindungan demi kepentingan kita.
Semoga harapan kami itu tercapai. Kami yakin, bahwa Pemerintah Yang Mulia Sesungguhnya dapat melaksanakannya dan kami sendiri yakin pula,bahwa Yang Mulia akan selalu bermurah hati”.


1564,
Suleiman menerima utusan dari Kesultanan Aceh, yang meminta bantuan melawan Portugis. Maka
ekspedisi Utsmaniyah ke Aceh diluncurkan dan berhasil memberikan dukungan militer terhadap Aceh.


1564
 (15 tahun setelah terbunuhnya Prawata), Seorang musafir Portugis, De Couto, memberitakan bahwa Sultan Aceh yang perkasa Alauddin Riayat Shah, mengirimkan utusan ke Demak. Utusannya bermaksud meminta bantuan kepada O Rey de Dama Imperador de Java (Raja Demak, Maharaja Jawa) untuk memerangi Portugis di Malaka. Tetapi raja ini menolak memberikan bantuan.

Siapa Raja Demak yang kekuasaannya (dikira) masih cukup besar ini, sampai Sultan Aceh mengusulkan suatu persekutuan ? Membandingkannya dengan teks lain, ternyata ditemukan nama Pangeran Pangiri (Pangeran Kediri). Kekuasaannya ternyata lebih bersifat rohaniah belaka (semacam pemimpin agama).
Ia tunduk kepada Sultan Hadiwijaya di Pajang, pelindung duniawinya. Mungkin dialah yang dimaksud sebagai ‘Kaisar Jawa’ oleh De Couto.
Tidak ada alasan untuk menduga De Couto mengacaukan Demak sebagai Jepara atau Pajang.
Karena De Couto juga melaporkan : utusan Sultan Aceh tadi lebih berhasil di Jepara.

Setelah sumpahnya terpenuhi (dengan terbunuhnya Arya Penangsang), Ratu Kalinyamat aktif kembali di dunia politik. Kemenangan iparnya (Sultan Pajang) atas pengancamnya pasti membuat ia merasa hidup lebih aman di istananya. Uluran Sultan Aceh disambutnya dengan mengirim armada perang ke Malaka 2 kali, yaitu tahun 1551 dan 1574 . Ini pasti, karena orang-orang Portugis menguraikannya dengan jelas.
Bersama-sama, Angkatan Laut dari Aceh, Jepara dan Johor berusaha membebaskan Malaka dari pendudukan Portugis. Suatu usaha yang lagi-lagi menemui kegagalan.

1565
Aceh menyerang Johore.  Kutai di Kalimantan menjadi Islam

1566
Selim II (28 Mei 1524 – 12 Desember 1574) naik tahta, ia berkuasa di keSultanan Turki Ottoman,
hingga kematiannya. Ia adalah putra Suleiman yang Agung (1520–66) dan isteri kesayangannya Roxelana (juga Hurrem atau Anastasia Lisovska)
Selim II naik tahta sesudah intrik istana dan pertentangan saudara, Selim II menjadi sultan pertama
yang sama sekali tidak tertarik dengan militer dan mencoba meninggalkan kekuasaan ke tangan para
menterinya. Wazir Agungnya Mehmed Sokollu, seorang mualaf(mantan kafir) Serbia dari daerah yang kini bernama Bosnia dan Herzegovina, mengendalikan sebagian besar urusan negeri,

1566
Setelah mangkatnya Suleiman pada tahun 1566, anandanya Selim II memerintahkan pengiriman armada ke Aceh.Sejumlah prajurit, pembuat senjata, dan insinyur diangkut oleh armada tersebut, bersama dengan pasokan senjata dan amunisi yang melimpah. Armada pertama terdiri atas 15 dapur yang dilengkapi dengan artileri,namun dialihkan untuk memadamkan pemberontakan di Yaman. Akhirnya, hanya 2 kapal yang tiba antara tahun 1566–1567, namun sejumlah armada dan kapal lain menyusul. Ekspedisi itu dipimpin oleh Kurdoglu Hizir Reis.
Orang Aceh membayar kapal tersebut dengan mutiara, berlian, dan rubi.

1567
Pada bulan September 1567 Sultan Selim II mengeluarkan perintah untuk melakukan ekspedisi militer
besar-besaran ke Aceh, setelah adanya petisi dari Sultan Aceh kepada Suleiman II yang telah meninggal
setahun sebelumnya.
Petisi tersebut meminta bantuan kepada Turki untuk menyelamatkan kaum Muslimin yang konon terus
dibantai kafir Portugis karena meningkatnya aktivitas militer kafir Portugis yang menimbulkan masalah
besar terhadap para pedagang Muslim dan jamaah haji dalam perjalanan ke Makkah.
para utusan Aceh yang berhasil sampai ke Turki itu telah mampu meyakinkan pihak
kerajaan Islam terbesar saat itu mengenai keuntungan perdagangan rempah-rempah dan lada di Nusantara.
Keuntungan ini, akan tercapai apabila orang-orang Portugis yang berada di Malaka berhasil diusir oleh
pasukan Kerajaan Aceh dengan bantuan Turki.

Pasukan tersebut dipimpin oleh laksamana Kurdoğlu Hızır Reis dari Suez bersama dengan sejumlah ahli senapan api, tentara, dan artileri. Pasukan ini diperintahkan berada di Aceh selama diperlukan,
namun dalam perjalanannya armada besar ini hanya sebagian (500 orang, termasuk para ahli senjata api, penembak, dan ahli-ahli teknik) yang sampai ke Aceh karena dialihkan untuk memadamkan pemberontakan di Yaman yang berakhir tahun 1571.

Turki juga memberikan sejumlah meriam berat beserta perlengkapan-perlengkapan militer lainnya kepada kerajaan islam Aceh.

Dalam suratnya, Sultan Turki juga mengatakan sejak saat itu Aceh selaku negara bawah angin yang berada di selat Malaka merupakan negara lindungan Imperium Turki di bawah pemerintahan kekhalifahan.

Artinya, siapapun yang mengganggu kedaulatan Aceh, berarti akan berhadapan dengan pemerintahan
kekhalifahan islamiah sunni Turki.

Dengan bantuan ini, Aceh menyerang kafir Portugis di Malaka pada tahun 1568.



1568
Pada tahun 1568, Aceh berjihad menyerang kafir portugis di Malaka, namun Serangan jihad aceh tersebut gagal menghancurkan kafir Portugis yang gagah perkasa .
meskipun Turki usmaniah tak nampak ikut serta secara langsung dalam penyerangan ini, namun
Usmaniyah mengajari Aceh bagaimana membuat meriam, yang pada akhirnya banyak diproduksi.

Dari awal abad ke-17, Aceh dapat berbangga akan meriam perunggu ukuran sedang, dan sekitar 800 senjata lain seperti senapan putar bergagang dan arquebus.

Ekspedisi tersebut menyebabkan berkembangnya pertukaran antara Kesultanan Aceh dan Turki Utsmani dalam bidang militer, perdagangan, budaya, dan keagamaan. Penguasa Aceh berikutnya meneruskan pertukaran dengan Khilafah Turki Utsmani, dan kapal-kapal Aceh diizinkan mengibarkan bendera Utsmaniyah.

Hubungan antara Kesultanan Aceh dan Turki Utsmani menjadi ancaman besar bagi kafir Portugis dan
mencegah mereka mendirikan kedudukan dagang monopolistik di Samudera Hindia. Aceh merupakan saingan dagang utama bagi kafir Portugis, kemungkinan mengendalikan perdagangan rempah-rempah lebih banyak daripada kafir Portugis, dan kafir Portugis mencoba menghancurkan sumbu perdagangan Aceh-Turki-Venesia untuk menguasai perdagangan rempah2.  kafir Portugis berencana menyerang Laut Merah dan Aceh, namun gagal karena kurangnya tenaga manusia di Lautan Hindia.

1568
Selim II berhasil mengadakan perjanjian (17 Februari 1568) dengan Kaisar Romawi Suci
Habsburg Maximilian II (1564–1576) di Istambul, di mana sang Kaisar bersedia membayar "utpeti"
tahunan 30.000 dukat dan yang terpenting mempersembahkan kepada Khilafah islam sunni Ottoman otoritas di Moldavia dan Walachia.


1569
pada tahun 1569, selama tahun-tahun awal pemerintahan Akbar (mughal), Admiral Kurtoğlu Hızır Reis utusan dari Kekaisaran sunni ottoman tiba di tepi Kekaisaran sunni Mughal .  Admirals Ottoman ini berusaha untuk mengakhiri ancaman dari Kerajaan kafir Portugis selama kampanye mereka di Samudera Hindia . Selama pemerintahannya Akbar  sendiri diketahui telah mengirim enam dokumen untuk  Sultan Suleiman di ottoman turki.

1569
dalam perang Terhadap Rusia Selim II kurang beruntung, dan pertempuran pertama antara Turki Usmani
dengan saingannya dari utara itu menandai tibanya bencana. Sebuah rencana diuraikan di Istambul untuk
menghubungkan Volga dan Don dengan terusan, dan pada musim panas 1569 sepasukan besar Yanisari dan kavaleri dikirim untuk mengepung Astrakhan dan memulai kerja terusan,
sementara itu sebuah pasukan Turki utsmani mengepung Azov.

Namun serangan mendadak dari garnisun Astrakhan memukul mundur para pengepung itu; pasukan penolong Rusia sebanyak 15.000 menyerang dan menceraiberaikan para pekerja dan angkatan Tatar dikirim untuk melindungi mereka; dan akhirnya, atas kehendak allah, pasukan Turki utsmani dibinasakan oleh badai (inilah azab dari allah taala).

Pada awal 1570 DuBes Ivan IV dari Rusia menandatangani perjanjian di Istanbul yang memperbaiki
hubungan baik antara Sultan dan Tsar rusia yang perkasa.



1570
 Aceh menyerang Johore yang dikuasai kafir portugis lagi, namun gagal total.

1571
Di Eropa Selatan, sebuah koalisi antar kekuatan dagang Eropa di Semenanjung Italia berusaha untuk
mengurangi kekuatan Kesultanan Utsmaniyah di Laut Mediterania. Kemenangan koalisi tersebut di
Pertempuran Lepanto (sebetulnya Navpaktos,tapi semua orang menjadi salah mengeja menjadi Lepanto)
tahun 1571 mengakhiri supremasi kesultanan sunni turki di Mediterania. Pada akhir abad ke-16, atas kehendak allah, masa keemasan yang ditandai dengan penaklukan dan perluasan wilayah kekhilafahan berakhir sudah.

1572
Pada tahun 1572 di Kekaisaran Mughal mencaplok Gujarat dan memperoleh akses pertama ke laut,
para pejabat lokal memberitahu Akbar bahwa kafir najis Portugal telah mulai melakukan kontrol mereka di Samudera Hindia . Akbar sadar akan ancaman yang ditimbulkan oleh kehadiran kafir Portugis, namun harus tetap puas dengan mendapatkan cartaz (izin) dari mereka untuk berlayar di wilayah Teluk Persia.

Pada pertemuan awal Dinasti Mogul dan Portugis selama Pengepungan Surat tahun 1572, Portugis,
mengakui kekuatan superior tentara Mughal, memilih untuk melakukan diplomasi daripada perang, dan
Gubernur Portugis, atas permintaan Akbar, mengirim seorang duta untuk membangun hubungan persahabatan.

namun upaya Akbar untuk membeli dari Portugis beberapa senjata Artileri tidak berhasil dan itulah
alasan mengapa  angkatan laut mughal tidak bisa mendominasi sepanjang pantai Gujarat. karena teknologi persenjataannya sangat ketinggalan dari kafir.

sultan Akbar menerima tawaran diplomasi kafir portugis, tetapi Portugis terus mempertahankan otoritas
dan kekuasaan mereka di Samudera Hindia , pada kenyataannya Akbar sangat tunduk ketika ia harus meminta izin dari kafir Portugis sebelum kapal-kapal dari Kekaisaran Mughal yang berangkat untuk ziarah haji ke Mekah dan Madinah .

1573
Pada tahun 1573, akbar mengeluarkan firman memerintahkan pejabat administratif mughal di Gujarat untuk tidak memancing konflik dengan Portugis di wilayah mereka di Daman . Orang-orang Portugis, pada gilirannya, mengeluarkan tiket untuk anggota keluarga Akbar untuk pergi haji ke Mekah.
Portugis membuat surat jalan yang menyebutkan status luar biasa pada kapal tersebut dan status khusus
yang akan diberikan kepada penumpangnyanya.

1574
Pada bulan Agustus 1574, beberapa bulan sebelum kematian Selim, Turki Usmani mendapatkan kembali kendali Tunisia dari kafir Spanyol yang telah mengendalikannya sejak 1572.


1574
 Kesultanan Aceh dan Kerajaan Kalinyamat (Jepara) memimpin serangan  di Melaka yang dikuasai kafir portugis. atas kehendak allah, serangan inipun gagal.



berlanjut ke:     jejak sejarah bali abad xvi bagian 4 (1576-1600)

Tuesday, June 4, 2013

jejak sejarah bali abad xvi bagian 2 (1526-1550)

jejak sejarah bali abad xvi bagian 2 (1526-1550)


1526: 
Suleiman I menawan tentera Hungary di Perang Mohacs, di mana Louis of Hungary meninggal dunia. 
Buda dan Pest dicaplok oleh Uthmaniyyah dan Hungary diumumkan sebagai negara pengikut 
khilafah islamiah sunni Uthmaniyyah.

1526: 
Pertempuran Panipat di India, dan penaklukannya oleh Moghul, oleh Babur dijadikannya ibukotanya 
di Delhi dan Agra.

1527
perang antara Kesultanan islam Demak dan kerajaan kafir hindu Daha , karena penguasa Demak adalah 
keturunan Kertabhumi. Pertempuran dimenangkan oleh Demak pada tahun 1527. 


1527.
sultan trenggano dari demak menyerbu daha kediri.  Penyerbuan Sultan Trenggano ini
dilakukan karena Kediri(daha) mengadakan hubungan dengan Portugis di Malaka seperti yang
dilaporkan Tome Pires. Demak yang memang memusuhi kapir Portugis hingga menggempurnya ke Malaka tidak rela Kediri menjalin hubungan dengan bangsa kapir itu.

Sejumlah besar abdi istana, seniman, pendeta, dan anggota keluarga kerajaan mengungsi ke
pulau Bali. karena jatuhnya Daha yang dihancurkan oleh Demak.
Ada beberapa legenda dan catatan yang menyebutkan bahwa Majapahit tidak tinggal diam dengan
kekalahannya. Legenda yang luas beredar : Majapahit akan bangkit kembali setelah 500 tahun
(berarti tahun 2027 ?). Itu adalah sumpah yang diucapkan oleh penasihat spiritual Maharaja Majapahit, Sabdopalon dan Nayagenggong menjelang kepergiannya (moksa). Nama-nama yang mungkin mengacu pada Biksu Buddha dan Brahmana Syiwa.

 1527. portugis dikalahkan oleh pasukan Demak yang sudah bercokol di sunda kelapa. Kedatangan armada Portugis itu adalah untuk melaksanakan perjanjian 1522 dengan Raja Pajajaran, pemilik sah Sunda Kelapa. Mereka didahului oleh pasukan Demak yang dipimpin oleh Syarif Hidayatullah. Kejadian itu membuat Sunda Kelapa diubah namanya menjadi Jayakarta (artinya adalah kota kemenangan, disingkat Jakarta) oleh orang-orang Demak.


1528, Raja Muda Portugis di Malaka menerima Duta Besar dari Kerajaan Blambangan yang diutus lewat pelabuhan Panarukan. Karena selama berabad-abad Blambangan adalah wilayah Majapahit, dengan merdekanya wilayah itu, berarti Kemaharajaan atasannya (majapahit daha) sudah tidak ada lagi.

1529
Suleiman yang Agung (1520-1566) melakukan serangan ke Kota Wina tahun 1529, namun gagal 
menaklukkan kota tersebut setelah musim dingin yang lebih awal memaksa pasukannya untuk mundur.

1530
Surabaya dan Pasuruan takluk kepada Demak. Demak merebut Balambangan, kerajaan Hindu terakhir di ujung timur Jawa.

 1530-an
Persekutuan Aceh-Turki Utsmani(negara adidaya saat itu) secara tak resmi sudah ada sejak tahun 1530-an. Sultan Alauddin al-Qahhar berkeinginan mengembangkan hubungan tersebut, untuk mencoba mengusir Portugis dari Malaka, dan memperluas kekuasaannya di Sumatera.

Menurut Fernão Mendes Pinto, Sultan Aceh merekrut 300 prajurit Utsmaniyah, beberapa orang Abesinia dan Gujarat, serta 200 saudagar Malabar untuk menaklukkan Tano Batak pada tahun 1539.

1534: 
Suleiman I dari khilafah islamiah sunni utsmaniah melakukan kempanye ketenteraan(perang) terhadap khilafah islamiah syiah Safawiah, Shah Tahsmab dan mengalahkan Van, Baghdad, dan Tabriz.


1535 Di daerah Sengguruh (wilayah Malang Selatan sekarang), keturunan Gusti Pate / Patih Udara dengan sisa-sisa kekuatan Majapahit yang ada, masih melakukan perlawanan bersenjata terhadap kekuasaan demak. Diberitakan bahwa pada 1535 (8 tahun setelah jatuhnya Ibukota Majapahit daha), pasukan dari Sengguruh itu berhasil menguasai kota pesisir utara Giri (Gresik), sebuah kota Islam.
1535 juga, pasukan Islam Demak berhasil menguasai Pasuruan, mungkin lewat penyerangan dari laut.
Jatuhnya Pasuruan ini memutus jalur perhubungan dari Sengguruh ke Gresik. Suatu keadaan yang
(dari sudut pandang militer) sangat membahayakan.
Perlawanan Sengguruh baru dapat dipatahkan pada tahun 1545. Berjarak 18 tahun sejak Ibukota
Majapahit direbut.

1535 
Di sebelah timur, Kesultanan islam sunni Utsmaniyah berhasil menaklukkan Baghdad dari khilafah islamiah syiah Persia, mendapatkan kontrol wilayah Mesopotamia dan Teluk Persia.

1537
dang hyang nirartha datang ke Bali pada tahun 1537 untuk menjadi kepala penasehat  kerajaan Gelgel yang diperintah oleh Raja Dalem Baturenggong . Dia meninggalkan Blambangan , Jawa dengan keluarganya awal tahun itu. Dia meninggalkan  kerajaan Blambangan setelah salah satu istri dari penguasa blambangan telah jatuh ke dalam cinta tak berbalas dengan dia.  

 1538
Di Samudra Hindia, Suleiman(sultan turki) memimpin beberapa kampanye laut terhadap Portugal dengan tujuan mengusir mereka dan mengamankan jalur perdagangan dengan India.
Aden di Yemen direbut oleh turki Utsmaniyah pada tahun 1538 untuk dijadikan basis serangan terhadap jajahan Portugal di pantai Barat India.


1538
Pada bulan September 1538, turki Utsmaniyah gagal mengalahkan Portugal dalam Pengepungan Diu dan terpaksa kembali ke Aden(yaman). Dari Aden, tentara Utsmaniyah dipimpin Sulayman Pasha dapat mengambil alih seluruh wilayah Yemen serta Sa'na. Akan tetapi, Aden memberontak dan meminta bantuan Portugal,  sehingga Portugal menguasai kembali kota tersebut, hingga direbut lagi oleh pasukan Utsmaniyah di bawah pimpinan Piri Reis pada tahun 1548.

 1538
Al-Qur’an pertama kali dicetak dengan the moveable type, (jenis mesin cetak yang ditemukan oleh Johannes Gutenberg sekitar 1440 M di Mainz, Jerman) oleh pastur Paganino dan pastur father Alessandro Paganini (pendeta katolik ayah dan anak,  keduanya juga ahli pencetakan dan penerbitan),
antara 9 Agustus dan 9 Agustus 1538 di Venice, Itali (sekarang lebih dikenal dengan Venesia. Sarjana Islam menyebut kota ini dengan al-Bunduqiiyah).

Sebagian informasi menyatakan bahwa cetakan ini konon tidak beredar karena dilarang Gereja Katolik.  konon Akhirnya alquran hasil cetakan tersebut dimusnahkan.

Namun informasi lain menyatakan hal yang berbeda. Konon, al-Qur’an2 cetakan yang dibuat oleh
pendeta Paganino dan Alessandro Paganini akan dikirim ke Imperium Ottoman. Ketika Alessandro Paganini pergi ke Istanbul untuk menjual produknya (al-Qur’an cetakan), Kaisar Ottoman tidak menyambutnya dengan hangat karena banyak kesalahan di dalamnya, apalagi yang mencetak adalah orang yang dianggap kafir penyembah berhala patung kristus (non-muslim).

Memang, sultan Ottoman, Bayazid II (1447 atau 8-1512 M) dan Salim I (1470-1520 M) pernah mengeluarkan larangan penggunaan buku-buku yang dicetak.

Quran aseli yang dibeli oleh pastor father Paganini and son aslinya berbahasa Persia, kemudian oleh sang Pastor diterjemahkan dari bahasa Persia kedalam bahasa latin dan baru kemudian belakangan oleh sang Pastor diterjemahkan lagi kedalam bahasa Arab yang akhirnya dicetak pertama kali di
Venice pada 1537 yang katanya atas pesanan sultan Ottoman dari Turki.
Tapi sampai disini, berita selanjutnya menjadi kontroversial karena dikabarkan adanya konspirasi Vatican yang ikut campur dalam pencetakan ini yang berakhir melarang pencetakan AlQuran ini untuk memenuhi pesanan sultan Sulaiman dari Ottoman dinasty. 

Ada issue2 dari pendeta Belanda yang menyatakan AlQuran cetakan aseli pertama sang Pastor yang dibeli sultan Ottoman itu malah dihancurkan oleh sang sultan, tapi hal ini disangkal oleh pihak Vatican sendiri hingga akhirnya terbukti bahwa cetakan pertama AlQuran yang asli disimpan oleh gereja katolik Vatican disebuah biara di-Venice.

Quran cetakan pertama memang disimpan Vatican, dan
isinya sama dengan Quran yang sekarang ini.

tidak bisa dibuktikan bahwa Quran yang sekarang ini isinya sama dengan Quran yang tulisan tangan dulu pada jaman nabi seperti yang diklaim muslim selama ini,
tetapi bisa dibuktikan bahwa Quran yang sekarang sama isinya dengan Quran yang dicetak pertama kali oleh pastor Paganini and son(pendeta katolik).

Dan memang bisa dibuktikan Quran yang  dikenal sekarang adalah hasil cetakan
para pendeta Vatican yang bukan beragama Islam tetapi beragama katolik,
salah satunya Napoleon juga berjasa menyebar luaskan cetakan Quran pertama ini melalui Universitas Al-Ashar yang dibentuknya dengan mengirimkan mesin cetak Quran ini sewaktu Mesir menjadi jajahan Perancis.

umumnya umat Islam tentunya tidak perlu menyimpan maupun membaca bible,
tapi apa perlunya pendeta Katolik di Vatican mencetak, menyimpan, dan
menyebarkan alQuran yang bukan menjadi kepercayaan mereka ????

Gereja dan Pendeta Katolik itu mempercayai bible, harusnya hanya mencetak bible saja untuk
kepentingan penyebaran agama katolik
lalu apa perlunya mencetak ribuan Quran dan menyimpan
cetakan pertama yang asli itu ??

ada yang menyimpulkan bahwa Quran yang digunakan seluruh
muslimin didunia yang disebarkan dari Arab Saudia itu adalah rekayasa Vatican
oleh Pastor2 Katolik ????

Belum pernah ada study Islam yang meneliti kepentingan apa bagi Vatican yang kafir katolik itu hingga harus menyimpan dan melestarikan AlQuran yang disucikan umat Islam yang cinta damai, yang justru memusuhi agama Katolik, kristen dan yahudi ???


 1543
Terjemah al-Qur’an pertama kali ke dalam bahasa Latin dicetak di Nurenberg pada 1543 M.
Terjemahan al-Qur’an bahasa Latin dipersiapkan di Toledo oleh Robert of Ketton (Robertus Ketenensis), dibantu oleh seorang native Arab dan diedit oleh teolog Zurich, Theodore Bibliander. Edisi ini terdiri dari tiga bagian: al-Qur’an itu sendiri; sejumlah pembuktian kesalahan al-Qur’an oleh sarjana terkemuka; dan sejarah Turki. Edisi ini sukses besar dan dicetak ulang pada 1550 M.

1543
Kesultanan Utsmaniyah menaklukkan Nice dari Kekaisaran Suci Romawi(semacam uni eropa jaman dulu). 

1546 Blambangan (sekarang banyuwangi) juga tidak mau tunduk begitu saja kepada kerajaan islam demak. Penetrasi Sultan Trenggana lebih jauh ke timur pada tahun 1546 berakibat fatal bagi sang raja. 

Seorang pengelana Portugis  - Fernandez Mendez Pinto - melaporkan terbunuhnya sang raja Demak (Emperador Pangueyran de Dama) pada pertempuran di sekitar Panarukan. (Meskipun ia mengelirukannya dengan Pasuruan, yang sudah ditaklukkan Demak 11 tahun sebelumnya). 

Berita ini dapat dipercaya, karena setelah tahun itu (1546), di ibukota Demak terjadi kekacauan hebat akibat suksesi pewarisan tahta. Ada berita samar-samar yang mengatakan bahwa Raja Blambangan dibantu sepenuhnya oleh Raja Bali Selatan (Gelgel). Menurut Tome Pires, Raja Blambangan lawan Sultan Trenggana bernama Pate Pimtor (mungkin ejaan Portugis untuk gelar Binatara). 

Sedangkan Raja Gelgel yang membantunya, tidak terbantahkan, adalah dalem Batu Renggong yang perkasa. Keduanya semula mengakui Maharaja Majapahit sebagai atasannya.

Bahkan Raja-raja Bali tidak pernah takluk kepada Kerajaan Islam Jawa manapun.

Kematian mendadak Sultan Trenggana di Panarukan 1546 menimbulkan kekacauan hebat di ibukota Demak. Terjadi banyak pembunuhan balas-membalas antara pihak-pihak yang merasa berhak mewarisi tahta. Legenda tentang kekacauan itu lestari dalam buku-buku babad dan pertunjukan rakyat (ketoprak). Hampir semua orang Jawa - baik yang melek huruf maupun tidak- mengetahui kisahnya. Bahkan sangat romantis, sampai-sampai banyak sejarawan sempat meragukan kebenarannya.

Yang terbunuh mula-mula adalah putra mahkota, Pengeran Mukmin. Nama anumertanya menunjukkan dengan jelas akan nasib malangnya : Pangeran Seda ing Lepen (Pangeran Meninggal di Sungai). Ditenggelamkan di sungai ? Suatu kematian yang sangat tidak terhormat menurut adat Jawa. Awalnya tidak diketahui siapa dalang pembunuhan itu.

Pengganti Sultan Trenggana kemudian terpilih adik Mukmin yang bernama Susuhunan Prawata. Sepertinya keadaan akan menjadi damai kembali. Ia lebih dikenal sebagai orang alim yang lebih banyak mencurahkan hidupnya untuk urusan keagamaan. Dapat dilihat pada gelarnya.

Tetapi kemudian muncul ketidakpuasan dari seorang pangeran yang lain.
Pangeran ini mencurigai Prawata sebagai dalang pembunuhan di sungai itu agar dapat menguasai tahta.
Dan menuduh anggota keluarga kerajaan lainnya melakukan persekongkolan. Pangeran itu adalah putra Mukmin sendiri.
Namanya sangat terkenal di kalangan rakyat Jawa : Arya Penangsang, Adipati Jipang–Panolan
(bawahan Demak).

1546
penulis Portugis Fernao Mendes Pinto (c. 1509-1583), dalam karyanya Peregrinacam , menulis bahwa Bali adalah  pulau kafir bawahan  kerajaan  Muslim Demak jawa tetapi memberontak di tahun 1546.  Informasi ini mungkin tidak cukup dapat dipercaya. Namun, sumber Eropa  dari abad 16 dan 17-an menggambarkan Kerajaan Gelgel  memainkan peranan dan  ekspansi politik yang kuat antara jatuhnya Majapahit (c. 1527) dan kunjungan pertama Belanda ke Bali (1597) .

1547 Seorang duta Portugis bernama Manuel Pinto sempat mengunjungi Raja Demak terakhir itu (prawata).  Menurut laporannya, Sang Raja sesumbar tentang ambisinya hendak menjadi Segundo Turco (Sultan Turki Kedua) di tanah Jawa. Maksud prawata adalah ingin mengislamkan seluruh Jawa seperti Sultan Turki melakukannya di Eropa.

(Sultan Sulaiman I dari Turki, pada tahun 1547 mulai membariskan pasukannya untuk menguasai Hungaria . sebelumnya Pada tahun 1541, wangsa Habsburgs  terlibat konflik dengan turki Utsmaniyah dengan menyerang Buda. Namun penyerangan itu gagal, bahkan beberapa benteng mereka balik direbut dalam serangan balasan turki Utsmaniyah.  Ferdinand dan saudaranya Karl V kalah dan dipaksa menandatangani perjanjian yang memalukan di hadapan Suleiman. Ferdinand dipaksa melepas klaimnya atas tahta Hongaria dan diwajibkan membayar upeti dalam jumlah tetap setiap tahunnya kepada Sultan. Dengan hancurnya saingan-saingan utama, Kesultanan turki Utsmaniyah menjadi kekaisaran terkuat dan memegang peranan paling penting di Eropa ketika itu ).

Hal ini membuktikan bahwa prawata memiliki wawasan yang cukup luas sampai mengetahui kondisi politik Eropa saat itu. (Atau memiliki penasihat yang mengetahui hubungan internasional ?). prawata juga bermaksud menghalang-halangi Portugis untuk berkuasa di Sulawesi.


1549 
Arya Penangsang Pada gilirannya, menuntut balas atas kematian ayahnya yang dihinakan.
Susuhunan Prawata-pun disingkirkannya. (Mungkin juga ia merasa lebih berhak menduduki tahta).
Pembunuhan seorang raja sudah pasti menimbulkan kegegeran hebat. Keberhasilannya pasti dengan
mengerahkan kekuatan militer yang besar.
Akibatnya mudah ditebak : ibukota Demak hancur karenanya. Anggota keluarga Dinasti Demak yang lain merasa terancam karenanya. Kesultanan Islam pertama di Jawa hanya bertahan tidak lebih dari tiga generasi penguasa.
Banyak cerita romantis yang beredar luas di masyarakat. Ratu Kalinyamat (Putri Sultan Trenggana yang diberi kekuasaan di Jepara) bersumpah akan terus bertapa telanjang di kamar dalam istananya selama Arya Penangsang masih hidup. Hanya rambut panjangnya yang dijadikan sebagai penutup tubuh. Suaminya termasuk yang menjadi korban keganasan pasukan pangeran pendendam itu.

Anak Ki Ageng Pengging lebih berhasil. Nama kanak-kanaknya adalah Raden Mas Karebet. Semasa mudanya burjulukan Jaka Tingkir. Ia dimasyurkan sebagai pemuda gagah berani. Kata legenda : dia langsung diterima sebagai anggota ‘Komando Pasukan Khusus Tamtama’ setelah berhasil menundukkan kerbau liar yang mengamuk di alun-alun Demak. Selanjutnya ia mendapat karunia, salah seorang Putri Sultan Trenggana sebagai istri dan wilayah Pajang sebagai tempat kedudukan.

 Menantu Sultan Trenggana ini, juga diancam oleh Arya Penangsang. Adipati Pajang ini semula adalah seorang pendekar yang mencapai kedudukan tinggi melalui karier militer di Legiun Tamtama Kerajaan Demak.

Legiun Tamtama adalah nama Kesatuan Pasukan Khusus Kesultanan Demak. Anggotanya adalah para pemuda bebas yang memiliki ketrampilan bertarung yang hebat (pendekar). Mereka bukan berasal dari pemuda petani yang terkena wajib militer, anggota mayoritas prajurit jaman kuno. Pola rekrutmen tentara semacam ini sudah diterapkan sejak jaman Majapahit.

Sebagai mantan prajurit, tentu ia tidak gentar menghadapi ancaman Arya Penangsang. Terjadilah geger tahap ketiga, ketika pasukan Jipang–Panolan berhadapan dengan pasukan Pajang. Panglima Pajang yang paling berjasa dalam mengalahkan pasukan Arya Penangsang adalah Ki Ageng Pemanahan dan anaknya Sutawijaya. Bisa jadi, mengacu pada namanya, Pemanahan adalah komandan pasukan pemanah.

Konon Sutawijaya-lah yang berhasil menombak perut Arya Penangsang sampai ususnya terburai keluar. Tetapi Arya Penangsang belum mati karenanya. Dengan men-cantol-kan ususnya ke kerisnya (yang masih tersarung), ia masih sanggup melanjutkan perlawanan. Sampai akhirnya ia lupa mencabut kerisnya. Keris itu memotong ususnya, Arya Penangsang-pun meninggal.


Episode kegagahan Arya Penangsang yang penuh semangat meluap-luap itu diabadikan dalam upacara perkawinan adat Jawa. Setiap pengantin pria Jawa selalu dihiasi keris di punggung yang diberi untaian melati memanjang dari perut. Meniru Arya Penangsang yang sedang mencantolkan ususnya sendiri ketika bertarung mempertahankan haknya.

Berkat jasanya itu, Ki Ageng Pemanahan mendapatkan hadiah berupa tanah luas di pedalaman Jawa Tengah : Mataram. Dialah yang menjadi cikal bakal Dinasti Mataram yang berkuasa turun temurun di (sebagian) bumi Jawa sampai Abad XXI ini. Dan Sutawijaya dinaikkan pangkatnya menjadi Senapati (pangti = panglima tertinggi) Angkatan Bersenjata Kesultanan Pajang. Sekaligus dijadikan anak angkat oleh Raja Pajang Hadiwijaya.

Sang ayah tidak pernah memakai gelar yang lebih tinggi dari Ki Ageng Mataram. Jelas ia lebih merasa sebagai bawahan Pajang. Tetapi anaknya yang ambisius kelak menjadi raja pertama kerajaan (merdeka) baru yang dirintis oleh ayahnya itu. Namanya lebih dikenal sebagai Panembahan Senapati, raja Mataram pertama. Hadiwijaya tidak sempat membentuk dinasti mungkin karena tidak memiliki keturunan laki-laki.

Kisah tersebut ditulis pada abad XVII atau XVIII di Keraton Mataram. Terpaut lebih dari 100 tahun dengan kejadian yang sebenarnya. Nampak jelas kecenderungannya untuk memuliakan dan membesar-besarkan jasa pendiri Dinasti Mataram itu. Para sejarawan menyarankan untuk berhati-hati membaca legenda Jawa itu.


berlanjut ke: jejak sejarah bali abad xvi bagian 3(1551-1575)

Monday, June 3, 2013

jejak sejarah bali abad xvi bagian 1 (1500-1525)

jejak sejarah bali abad xvi bagian 1 (1500-1525)

Pada awal abad ke-16,
pelabuhan-pelabuhan perdagangan penting di pantai utara Pulau Jawa sudah dikuasai oleh Kesultanan islam Demak, termasuk dua pelabuhan Kerajaan Sunda yaitu Banten dan Cirebon.
Khawatir peran pelabuhan Sunda Kelapa semakin lemah, raja Sunda, Sri Baduga (Prabu Siliwangi) mencari bantuan untuk menjamin kelangsungan pelabuhan utama kerajaannya itu. Pilihan jatuh ke Portugis, yang menguasai Malaka tahun 1511.

1501:
Ismail I mendirikan dinasti khilafah syiah Safawiah di Persia, dan agama islam syiah aliran Dua Belas-Imam Syiah menjadi agama negara.

1502:
kekaisaran Gerombolan Emas(Golden Horde) runtuh ke dalam sejumlah  Ke-khan-an kecil.

1503
setelah Bartolomeus Dias berhasil mengitari Tanjung Harapan
(afrika selatan) dan memasuki perairan Samudra Hindia tahun 1487.
dan kemudian bangsa Portugis telah berhasil mencapai Kalikut India (1498)
Albuquerque(portugis) berangkat menuju India tahun 1503, dan menaklukan Goa di
pantai barat india yang kemudian menjadi pangkalan tetap portugis. Pada waktu itu telah dibangun
pangkalan-pangkalan di tempat-tempat yang agak ke barat, yaitu di Ormuzdan Sokotra.

1504
Zahir ud-din Muhammad Babur(mughal) memperoleh Kabulistan pada 1504,
dan memutuskan untuk mendapatkan kembali wilayah di Hindustan yang dikuasai oleh Turki

1505
Pada 1505, Raja kafir Portugal, Manuel I , mengirim raja muda pertama, Dom Francisco de Almeida dengan Dua puluh satu kapal untuk memperkuat koloni kerajaan kafir Portugis yang masih muda di Afrika Timur dan India.
Ketika kafir Portugal mengancam wilayah kesultanannya, Sultan Mahmud Begada dari Gujarat bersekutu  dengan Kozhikkodu Samutiri (Anglicised ke Zamorin dari Calicut) .
Dia kemudian meminta mitra dagang islamnya, yaitu  Kesultanan Mamluk di mesir, untuk bantuannya.

1507
kafir Portugis dibawah d'Albuquerque membangun benteng di Teluk Persia.

1507
Pada 1507, Angkatan bersenjata kafir Portugis dibawah komando Afonso de Albuquerque Telah menaklukkan  Socotra di mulut Laut Merah dan, untuk waktu yang singkat, Hormuz di Teluk Persia .

Intervensi kafir Portugis ancaman Serius yang mengganggu perdagangan di Samudera Hindia , mengancam Muslim serta kepentingan Venesia (italia), Portugis Mampu mengalahkan orang Venesia dalam perdagangan rempah-rempah di Eropa. Mamluk mesir dan  mitra dagang Eropa-nya, Venesia, Telah Menjadi Kaya dari memonopoli aliran rempah-rempah dari India ke Eropa .

Venesia memutuskan hubungan diplomatik dengan  Portugal dan mulai mencari cara untuk melawan Intervensi portugal di Samudra Hindia, mengirim Duta Besar ke penguasa Mesir. Venice menegosiasikan Tarif dengan Mesir untuk diturunkan untuk memudahkan persaingan dengan kafir Portugis, dan menyarankan Itu secara "cepat dan rahasia 'untuk Melawan kafir Portugis.

The Sovereign of Calicut , para Zamorins , Juga mengirimkan Duta meminta bantuan melawan kafir Portugis.

Tentara Mamluk Mesir memiliki sedikit keahlian dalam perang angkatan laut, dan Portugis sering
menyerang dan merampas suplai kayu Malabar dari India, sehingga Sultan Mamluk, Al-Ashraf Qansuh
al-Ghawri mengimbau dukungan dari khilafah islamiah sunni ottoman. Sultan Ottoman, Beyazid II -
yang angkatan lautnya telah membantu bangsa islam Moor Spanyol dan Yahudi Sephardic yang diusir
saat Inkuisisi Spanyol pada tahun 1492 - yang dipasok ke Mesir dengan kapal perang dayung
Mediterania-jenis yang diawaki oleh pelaut Yunani dan relawan Ottoman,  tentara bayaran terutama Turki dan bromocorah .

Ini kapal, yang dibongkar di Alexandria dan dirakit kembali di pantai Laut Merah,
harus mampu mengarungi Samudera Hindia. dilengkapi  senjata api depan dan belakang,
tapi tidak sepanjang gunwales karena meriam ini akan mengganggu para pendayung.
Kapal-kapal asli ( dhow ), dengan papan kayu yang dirakit mereka, tidak bisa membawa senjata berat
sama sekali. Oleh karena itu, sebagian besar artileri koalisi adalah pemanah, Portugis bisa dengan
mudah mengatasinya.

1507
armada Mesir-Ottoman, yang oleh kafir Portugis disebut dalam istilah generik " rumes ",
dikirim ke India untuk mendukung Gujarat tahun 1507.
Pertama, mereka dibentengi Jeddah terhadap kemungkinan serangan kafir Portugis, kemudian melewati
Aden di ujung Laut Merah , di mana mereka mendapat dukungan dari sultan Tahirid, dan kemudian,
pada 1508, melintasi Samudera Hindia ke pelabuhan Diu , kota dari pada mulut Teluk Khambhat (india).

1508
Pada Maret 1508, dikomandani oleh  Laksamana Mirocem (Amir Husain Al-Kurdi) dari mamluk mesir atau  Laksamana (Husain Al-Kurdi), armada Mesir Mamluk tiba di Chaul ( India) di mana mereka mengejutkan  armada kafir Portugis yang dikomandani oleh Lourenço de Almeida, putra raja muda Portugis.

Bergabunglah Laksamana Malik Ayyaz dari gujarat, gubernur Diu, mereka berjuang selama tiga hari
dan memenangkan Pertempuran Chaul. Kapal2 armada Mesir mengisolasiisolasi Lourenço de Almeida,
tetapi membiarkan orang lain melarikan diri, mengambil sembilan tawanan dan kembali ke Diu.

Mirat Sikandari, sumber Kerajaan persia merinci bahwa pertempuran Gujarat ini sebagai pertempuran kecil. Setelah mengambil tahanan mereka menuju ke Diu..
Marah pada kematian anaknya, raja muda Portugis Francisco de Almeida berusaha membalas dendam.

Selain untuk menegakkan kekuasaan kafir Portugis, pertempuran itu dilakukan sebagai masalah pribadi
oleh  raja muda kafir portugis Francisco de Almeida untuk membalas kematian putranya Lourenço di tangan Mirocem (Amir Husain Al-Kurdi). Dia begitu marah pada kematian putranya ini bahwa ia mengatakan, "Dia yang makan ayam juga harus makan ayam panggang, atau membayar untuk itu".

Francisco de Almeida telah bergegas  untuk mengejar armada Mesir karena Afonso de Albuquerque tiba pada 6 Desember 1508 dengan perintah dari  Raja kafir Portugal untuk menggantikannya sebagai raja muda berikutnya.

Sadar akan bahaya yang dihadapi kotanya, Malik Ayyaz mempersiapkan pembelaan dan menulis
dengan maksud untuk menenangkan raja muda kafir portugis,  yang menyatakan bahwa ia memiliki tahanan portugis dan  memuji bagaimana beraninya anaknya telah berjuang
(memuji anak raja muda kafir portugis yang diperanginya dan terbunuh),
serta menambahkan surat dari tahanan Portugis yang menyatakan bahwa mereka diperlakukan
dengan baik. tapi raja muda kafir portugis tidak bergeming.

raja muda kafir portugis menjawab kepada Malik Ayyaz (disebut sebagai Meliqueaz dalam
bahasa Portugis)  dengan surat hormat tapi sangat mengancam, menyatakan niatnya untuk balas dendam,
bahwa mereka lebih baik bergabung dengan semua kekuatan dan mempersiapkan untuk melawan
atau kafir portugis akan menghancurkan Diu:

Saya Viceroy(raja muda) berkata kepadamu, yang terhormat Meliqueaz kapten Diu,
bahwa aku pergi dengan ksatriaku ke kota anda ini,
yang mengambil orang-orangku yang menyambut ramah di sana,
yang di Chaul memerangi orang2-Ku dan membunuh seorang pria yang merupakan anak kesayanganku,
dan aku datang dengan pengharapan kepada Allah dari surga
untuk membalas dendam pada mereka dan orang-orang yang membantu mereka,
dan jika aku tidak menemukan mereka aku akan mengambil kota-mu,
untuk membayar semuanya, dan Anda, atas bantuan yang telah Anda lakukan di Chaul .
Aku berkata kepadamu, sehingga Anda sangat menyadari bahwa aku bertindak,
karena aku sekarang di pulau ini (Bombay) ,
karena ia akan memberitahu Anda (orang yang membawa surat ini).


Dalam situasi sulit-Malik Ayyaz takut kehancuran kotanya,
dan yang juga akan menimpa Mirocem di dalamnya-
mereka menghadapi pasukan kafir Portugis yang perkasa.
perangpun tak terhindarkan

kafir Portugis mulai pertempuran dengan pemboman angkatan laut besar-besaran, mereka menggunakan
papan artileri, diikuti oleh  pertempuran personil di pelabuhan dari Diu .
kapal Portugis memiliki senjata kaliber besar, artileri, kru yang lebih baik.  infanteri angkatanlaut kafir Portugis juga memiliki keuntungan atas Mesir , bukan hanya karena mereka
bersenjata lengkap dan dilengkapi (baju besi, arquebuses dan jenis granat terbuat dari tanah liat
dengan mesiu di dalam), tetapi juga karena mereka berpengalaman pelaut profesional.

state-of-the art multi-rigged portugis yang Tangguh dan karavel kecil cepat telah dikembangkan
selama beberapa dekade sebelumnya untuk mengatasi badai dari Samudera Atlantik dan lengkap dengan
meriam. Indian Ocean dhow dan Mediterania-jenis galley yang diluncurkan oleh koalisi
raja Samoothiri, Gujarat dan Mesir tidak cocok dan tidak mampu menandingi keperkasaan portugis.

Kapal-kapal Portugis mampu menembakan meriam mereka yang kuat dan dengan demikian menghalangi
kapal2 kecil mendekati mereka. Bahkan ketika mereka tidak datang dekat, galley kecil dan dhow yang
rendah di dalam air, dan sangat tidak mampu untuk naik ke kapal Portugis, sementara disemprotkan dari
atas dengan senjata kecil, granat dan meriam kaliber kecil.

Pertempuran berakhir dengan kemenangan untuk kafir Portugis, dengan kerugian mengerikan di pihak
Gujarat-Mamluk-Khozikode, yang bertempur dengan gagah berani tetapi bingung bagaimana harus melawan kekuatan angkatan laut kafir portugis yang perkasa, yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.
Setelah pertempuran, Malik Ayyaz menyerahkan tawanan Chaul , berpakaian dan cukup makan.

Yang mengejutkan, Francisco de Almeida, yang mengakhiri masa jabatannya sebagai raja muda,
menolak tawaran untuk memungkinkan benteng Portugis didirikan di Diu,
 ia berhasil mengulur selama ia Gubernur Diu. adapun Rampasan perang yang diperoleh termasuk tiga bendera kerajaan sultan Mamluk Kairo yang dikirim  ke Portugal dan bahkan saat ini ditampilkan dalam Convento de Cristo , di kota Tomar , rumah spiritual dari Ksatria Templar .

Viceroy diekstraksi dengan bayaran sebesar 300.000 emas xerafins , tapi menolak tawaran dari kota Diu  yang ia pikir akan mahal untuk mempertahankannya, meskipun ia meninggalkan garnisun di sana.
Para tahanan Portugis dari Pertempuran Chaul juga diselamatkan.

Perlakuan terhadap tawanan Mesir oleh kafir Portugis sangat brutal. Viceroy memerintahkan sebagian
besar dari mereka akan digantung, dibakar hidup-hidup atau diterkam dengan mengikat mereka ke mulut
meriam, sebagai pembalasan atas kematian anak kesayangannya.
Mengomentari pertempuran setelah kemenangan itu, de Almeida mengatakan: "Selama Anda mungkin kuat di laut, Anda akan memegang India seperti milik Anda, dan jika Anda tidak memiliki kekuatan ini, sedikit anda akan memanfaatkan sebuah benteng di pantai."

setelah menyerahkan pos Viceroy untuk penggantinya, Dom Afonso de Albuquerque ,
de Almeida berangkat ke Portugal pada bulan November, 1509, dan pada bulan Desember, 1509 terbunuh  oleh suku Khoikhoi, dekat Tanjung Harapan , Afrika.

Pertempuran ini tidak mengakhiri persaingan kafir Portugis dengan khilafah islamiah sunni Ottoman.
Sebuah pertempuran laut kedua terjadi 30 tahun kemudian dalam Pengepungan Diu tahun 1538 ketika Turki mengepung dengan 54 kapal ke benteng yang dibangun oleh Portugis pada tahun 1535, tapi kemudian  setelah menderita kekalahan mengerikan mereka menghentikan pengepungan.

Suleiman I the Magnificent  mengirim laksamana-nya Hussein Pasha untuk mengepung benteng lain di Diu tahun 1547, setelah gagal, menandai akhir dari upaya khilafah islamiah sunni Ottoman untuk memperluas pengaruh mereka di Samudera Hindia.


1508:
Ak Koyunlu dicaplok oleh kesultanan Safawiah (persia).


1509
Bangsa Portugis berhasil mendirikan kantor dagangnya di Goa india.

1509
portugis tiba pertamakali di malaka

1510
Tahun 1510 di bawah komando Alfonso de Albuquerque kafir portugis mengepung  Goa india, yang saat itu di bawah kekuasaan Sultan Adil Shah Bijapur.
Pada 17 Februari, ia memasuki kota Goa untuk pertama kalinya dan menemui sedikit perlawanan karena pasukan Sultan terlibat perang di tempat lain.
Sultan Adil Shah dengan semangat segera datang menghadapinya dan 23 Mei 1510 Alfonso de Albuquerque harus melarikan diri dari kota Goa.
Bertekad untuk menang, Alfonso de Albuquerque membuat upaya lain beberapa bulan kemudian dengan bantuan Chieftain Hindu yang disebut Timoja. Kali ini waktunya sempurna. Sultan Adil Shah baru saja meninggal  dan pewaris tahta adalah bayi Ismail Adil Shah. Ela atau kota Goa berada di bawah Rasul Khan, salah  satu jenderalnya.
Setelah serangan awal yang gencar dan pertempuran cepat dan berdarah, Alfonso de Albuquerque meraih kemenangan kemudian memasuki kota Ela, Goa pada Hari St Catherine, 25 November 1510.

Sebagai balas dendam atas kekalahan sebelumnya, ia membantai habis semua populasi Muslim kota goa selama tiga hari berikutnya. Namun ia menghindari membantai penduduk Hindu dan ditunjuk sebagai Timoja Thanedar nya.

1511,
 Sultan Mahmud Syah memerintah Malaka, saat ibu kota kerajaan malaka diserang pasukan Portugal di bawah pimpinan Afonso de Albuquerque. Serangan dimulai pada 10 Agustus 1511 dan pada 24 Agustus 1511 Malaka jatuh kepada Portugal. Sultan Mahmud Syah kemudian melarikan diri ke Bintan dan menjadikan kawasan tersebut sebagai pusat pemerintahan baru.  Perlawanan terhadap penaklukan Portugal berlanjut, pada bulan Januari 1513 Patih Yunus dengan pasukan dari Demak berkekuatan 100 kapal 5000 tentara mencoba menyerang Malaka, namun serangan ini berhasil dikalahkan oleh Portugal.  Selanjutnya untuk memperkuat posisinya di Malaka, Portugal menyisir dan menundukkan kawasan antara Selat Malaka. Pada bulan Juli 1514, de Albuquerque berhasil menundukkan Kampar, dan Raja Kampar menyatakan kesediaan dirinya sebagai vazal (bawahan) dari Portugal di Malaka.
Sejak tahun 1518 sampai 1520, Sultan Mahmud Syah kembali bangkit dan terus melakukan perlawanan dengan menyerang kedudukan Portugal di Malaka. Namun usaha Sultan Malaka merebut kembali Malaka dari Portugal gagal. Di sisi lain Portugal juga terus memperkokoh penguasaannya atas jalur pelayaran di Selat Malaka. Pada pertengahan tahun 1521, Portugal menyerang Pasai, sekaligus meruntuhkan kerajaan yang juga merupakan sekutu dari Sultan Malaka.
Selanjutnya pada bulan Oktober 1521, pasukan Portugal dibawah pimpinan de Albuquerque mencoba menyerang Bintan untuk meredam perlawanan Sultan Malaka, namun serangan ini dapat dipatahkan oleh  Sultan Mahmud Syah. Namun dalam serangan berikutnya pada 23 Oktober 1526 Portugal berhasil membumihanguskan Bintan, dan Sultan Malaka kemudian melarikan diri ke Kampar, tempat dia wafat dua tahun kemudian.  Berdasarkan Sulalatus Salatin Sultan Mahmud Syah kemudian digantikan oleh putranya Sultan Alauddin Syah yang kemudian tinggal di Pahang beberapa saat sebelum menetap di Johor.  Kemudian pada masa berikutnya para pewaris Sultan Malaka setelah Sultan Mahmud Syah lebih dikenal disebut dengan Sultan Johor.

Malaka dikuasai portugis untuk menguasai perdagangan rempah2. Dan ternyata, Malaka  hanyalah pelabuhan transit. Menurut pelaut-pelaut pribumi yang mengangkutnya, rempah-rempah  berasal dari Maluku.

Belum lama Portugis menduduki Malaka, ternyata orang-orang pribumi muslim sudah mulai berusaha membebaskannya. Setahun sesudahnya (1512), terjadi pengepungan Malaka yang dipimpin oleh seorang laksamana (admiral) dari Jawa. Apa kepentingan orang Jawa di negeri di Tanah Semenanjung ini ?

Jawa harus diselidiki. Informasi terus digali. Portugis mendengar berita kurang jelas (gosip) kalau Jawa diperintah oleh raja-raja, baik yang sudah Islam maupun yang masih cafre. Yang terbesar adalah dua raja kafir yang memerintah sebagian besar ujung barat dan ujung timurnya. Yang dimaksud pastilah Kerajaan Pajajaran dan Kerajaan Majapahit.

1512
Pada tanggal 25 April 1512, Sultan Bayezid II menyerahkan kekuasaan pada selim I yang didukung
oleh militer turki yang melihat bahwa dia adalah orang yang ideal untuk membangkitkan gerakan ekspansi wilayah. Bayazid II sendiri, tak lama kemudian meninggal dunia.

Sejak awal pemerintahannya, Sultan Salim cenderung menyingkirkan lawan-lawan politiknya walaupun
berasal dari saudara-saudaranya atau anak-anak mereka.

Di jamannya, Ia menghentikan gerakan Jihad ke Eropa, dan mengalih-kannya ke Timur, untuk menyelamatkan wilayah-wilayah suci umat Islam dari kafir Portugis dan Spanyol dan juga membendung arus penyebaran aliran islam Syiah di Anatolia dan Irak yang disponsori oleh Dinasti Safawiyah dari Persia.

1512
Perjalanan ekspedisi De Abreu dari Melaka menuju Madura, Bali, Lombok, Aru dan Banda. Dua kapal rusak di Banda. De Abreu kembali ke Melaka; Francisco Serrão memperbaiki kapal dan melanjutkan menuju ke Ambon, Ternate, dan Tidore. Serrão menawarkan dukungan bagi Ternate dalam perselisihannya dengan Tidore, pasukannya mendirikan sebuah pos Portugis di Ternate.

1512 dan 1521
pada tahun 1512 dan 1521, Sri Baduga mengutus putra mahkota, Surawisesa, ke Malaka untuk meminta Portugis menandatangani perjanjian dagang, terutama lada, serta memberi hak membangun benteng di Sunda Kelapa.

1512-1515 Pengelana Portugis Tomé Pires berkunjung ke Jawa menyebutkan dalam catatannya Suma Oriental bahwa Pate Udra (patih udara atau Pate Andura) memiliki kekuasaan yang cukup besar. Meskipun hanya sebagai patih (viso rey) dan panglima perang (capitam moor), ia sangat disegani sehingga dianggap hampir seperti raja.

1513 pada tahun 1513 Daha menjadi ibu kota Majapahit
yang dipimpin oleh Bhatara Wijaya. Nama raja ini identik dengan Dyah Ranawijaya yang dikalahkan
oleh Sultan Trenggana raja Demak tahun 1527.
 ((Menurut catatan Tome Pires yang berjudul Suma Oriental, pada tahun 1513 di Pulau Jawa ada seorang raja bernama Batara Vigiaya. Ibu kota kerajaannya terletak di Dayo. Pemerintahannya hanya bersifat simbol, karena yang berkuasa penuh adalah mertuanya yang bernama Pate Amdura. Batara Vigiaya, Dayo, dan Pate Amdura adalah ejaan Portugis untuk Bhatara Wijaya, Daha, dan Patih Mahodara. Tokoh Bhatara Wijaya ini kemungkinan identik dengan Dyah Ranawijaya yang mengeluarkan prasasti Jiyu tahun 1486, di mana ia mengaku sebagai penguasa Majapahit, Janggala, dan Kadiri. Pusat pemerintahan Dyah Ranawijaya terletak di Daha. Dengan kata lain, saat itu Daha adalah ibu kota Majapahit.)

penulis buku Summa Oriental  itu mengunjungi Tuban. Ia sebagai wakil penguasa baru atas Malaka, diterima dengan baik. Tuan rumahnya bernama Pate Vira. Kemungkinan besar adalah Adipati Wilwatikta, penguasa Tuban waktu itu. Seorang bangsawan Jawa berusia enam puluhan. Meskipun sudah beragama Islam, ia masih mengaku sebagai bawahan Maharaja Hindu di Daha di pedalaman Jawa Timur. Daha adalah sebutan lain dari Kediri.
Disamping ditemui langsung oleh Adipati Wilwatikta sang Penguasa Tuban (yang terkesan sangat angkuh dan tinggi hati di matanya), rombongan Tome Pires juga diselidiki oleh utusan-utusan dari ibukota yang dikirim oleh Mahapatih Udara. Tome Pires sangat terkesan dengan sifat ingin tahu mereka akan hal-hal baru. Prestasi orang Portugis menaklukkan Kesultanan Malaka dan mempertahankannya benar-benar dikagumi oleh orang Jawa Majapahit.

Mahapatih itu juga yang memberi gelar penguasa Surabaya sebagai Jurupa Galagam Imteram. Ini adalah ejaan Portugis untuk gelar Jawa : Surapati Ngalaga Ing Terung = Panglima Ulung Dari Terung. Nama penguasa Surabaya itu sebelumnya adalah Pate Bubat. Gelar itu diberikan atas jasa militernya membendung serangan orang-orang Islam dari Jawa Tengah.
Babad-babad Jawa juga menyebut-nyebut orang ini. Adipati Terung mula-mula adalah pembela Majapahit yang gigih, meskipun ia sudah beragama Islam dan mungkin keturunan Cina juga. Konon dialah yang berhasil membunuh Penghulu Rahmatullah, ayah Sunan Kudus, Panglima Demak penyerbu Majapahit. Tetapi kemudian ia (atau penggantinya) berbalik menjadi musuh Majapahit di kemudian hari.

1513 Raja Udara, anak dari Girindrawardhana dan penguasa bekas kerajaan Majapahit,
menyerang Demak dengan bantuan dari Raja Klungkung dari Bali. Pasukan Majapahit dipukul mundur, tapi Sunan Ngudung tewas dalam pertempuran. Banyak pendukung Majapahit melarikan diri ke Bali.

1514,
Pada bulan Juli,  de Albuquerque berhasil menundukkan Kampar, dan Raja Kampar menyatakan kesediaan dirinya sebagai vazal (bawahan) dari Portugal di Malaka.

1514:
Sultan Selim I dari khilafah ottoman berjaya di Pertempuran Chaldiran.

1515
selim I menyerang Kerajaan Safawiyah dan berhasil menduduki Tabriz, Mesopotamia,
dan sebagian wilayah Armenia (muslim vs muslim).
Setelah itu Ia menyerang dan menghancurkan Kesultanan Mamluk dalam Pertempuran Marj Dabiq dan
al-Raydaniyya, yang menyebabkan menyatunya Suriah, Palestina dan Mesir kedalam wilayah Kesultanan Usmaniyah. Otomatis kota suci Mekkah dan Madinah masuk kedalam kekuasaannya.
Ia lalu mengangkat dirinya sebagai Khadim ul Haremeyn, "Pelayan dari Kedua Kota Suci".

Setelah Salim menjadi penguasa kota-kota suci Islam dan merebut Mesir, Khalifah Al-Mutawakkil III
dari Kairo dibawa(DITAWAN?) ke Konstantinopel. Di sini Khalifah Al-Mutawakkil III secara resmi
menyerahkan kepada Salim I gelar Khalifah serta lambang-lambangnya, yaitu pedang dan jubah nabi.

Selama pemerintahannya, Salim memperluas wilayah Usmaniyah dari 2,5 juta km2 menjadi 6,5 juta km2. Ia membuat penuh perbendaharaan kerajaan, menguncinya dengan meterainya sendiri dan mengumumkan bahwa, "Barang siapa membuat penuh perbendaharaan ini melebihi isinya sekarang, ia dapat menggunakan meterainya untuk mengunci perbendaharaan.” Perbendaharaan ini dikunci dengan meterainya hingga runtuhnya Khilafah Turki Utsmani 400 tahun kemudian.

Setelah kembali dari perangnya di Mesir. ia menyiapkan ekspedisi untuk memerangi Rhodes dan di sana ia meninggal pada 9 Syawal 926 H / 22 Septembar 1520 karena sirpence, infeksi kulit. Sebagian sejarahwan percaya bahwa ia diracuni oleh dokter yang merawat infeksinya.

Selim juga seorang penyair dan ia menulis dengan menggunakan nama julukannya mahlas Selimi, Dalam
salah satu puisinya, ia menulis: "Sebuah permadani cukup besar untuk diduduki oleh dua orang sufi,
tetapi dunia tidak cukup besar untuk dua orang raja.”

1516:
Selim I mengalahkan Mamluk dalam Pertempuran Merc-i Dabik dan membunuh Sultan Kansu Gavri,
Syria juga ditaklukan (muslim sunny vs muslim syiah).

1517:
Tentera Turki utsmani melintasi gurun Sinai, mengalahkan Sultan Tomanbai (sultan namluk yang baru)
(muslim vs muslim)  dalam Pertempuran Ridaniye dan Pertempuran Kaherah dan mengalahkan Mesir.
Syarif dari Makkah menyerahkan kunci kepada bandar-bandar suci Mekah dan Madinah untuk Selim I
dan dinyatakan penguasa turun-temurun mereka. Al-Mutawakkil, yang terakhir Abbasiyah khalifah,
secara rasmi menyerahkan  khalifah ke Selim I.

1518
Sejak tahun 1518 sampai 1520, Sultan Mahmud Syah kembali bangkit dan terus melakukan perlawanan dengan menyerang kedudukan Portugal di Malaka. Namun usaha Sultan Malaka merebut kembali Malaka dari Portugal gagal. Di sisi lain Portugal juga terus memperkokoh penguasaannya atas jalur pelayaran di Selat Malaka.

1520:
Selim I meninggal dunia dan pemerintahan Suleiman I, yang Hebat bermula.

1520
Suleiman I ( 6 November 1494  –September 1566) sultan Turki Utsmaniyah ke-10, naik tahta.
Suleiman berkuasa selama 46 tahun. turki merupakan kerajaan Islam terbesar(negara adi daya) saat itu yang membantu aceh dalam menghadapi kafir portugis.

Suleiman menikahi seorang perempuan harem yang bernama Hürrem Sultan, meskipun tindakan ini melanggar tradisi Utsmaniyah. Hürrem Sultan adalah putri dari pendeta Ortodoks Ukraina.  Ia diperbudak dan bangkit hingga mencapai posisi Harem untuk menjadi kesukaan Suleiman.
Suleiman memiliki delapan anak dari dua istri, empat di antaranya hidup hintta lebih dari tahun 1550-an. Mereka adalah Mustafa, Selim, Bayezid, dan Jihangir.
Dari keempatnya, hanya Mustafa yang bukan anak dari Hürrem Sultan, melainkan anak dari Mahidevran Gülbahar Sultan dan karenanya ia berada di urutan pertama dari empat anak yang akan menggantikan Sultan. Hürrem khawatir bila Mustafa yang menjadi Sultan, anak-anaknya akan terkucil. mulailah intrik2 berdarah untuk menyingkirkan mustafa, Hürrem diduga mendalangi dan mendorong Suleiman untuk membunuh mustafa anak kandung sultan dengan menuduh Mustafa hendak merebut kekuasaan.
Busbecq, yang mengklaim mendapatkan keterangan dari beberapa saksi, menggambarkan momen terakhir Mustafa. Ketika Mustafa memasuki tenda ayahnya untuk menghadap, salah seorang kasim Suleiman menyerangnya. Mustafa mencoba bertahan namun kewalahan dengan banyaknya penyerang dan akhirnya tewas dicekik menggunakan tali.
Jihangir meninggal beberapa bulan kemudian, konon disebabkan karena kesedihan yang mendalam akibat kakak tiri yang disayanginya, Mustafa, tewas.

Dua saudara yang tersisa, Bayezid dan Selim, diberikan wilayah kekuasaan masing-masing. Namun demikian, dalam beberapa tahun, perang saudara pecah, keduanya didukung oleh pasukan-pasukannya masing-masing. Dengan bantuan dari pasukan ayahnya, Selim mengalahkan Beyezid di Konya pada tahun 1559, menyebabkan Beyezid lari ke Persia bersama empat anaknya. Dalam sebuah perjanjian, Suleiman meminta kepada Shah Persia untuk mengekstradisi atau mengekeskusi Beyezid dengan imbalan sejumlah besar emas. Shah akhirnya mengizinkan algojo dari Turki untuk mengekskusi Beyezid dan keempat anaknya pada tahun 1561, memuliskan jalan Selim ke tampuk kekuasaan. Pada tanggal 5 atau 6 September 1566, Suleiman, yang ketika itu hendak memimpin pasukan dalam ekspedisi ke Hongaria, meninggal dunia.  Selim pun menggantikan ayahnya memimpin Kesultanan

1520
laskar bali menyerang lombok

1521
Setelah menggantikan ayahnya selim I sebagai sultan turki, Suleiman mengembangkan wilayah kekuasaan melalui serangkaian kampanye militer. Langkah awal yang dilakukannya adalah menekan pemberontakan yang dilakukan oleh gubernur Damaskus pada tahun 1521. Setelah itu, Suleiman melakukan penyerangan ke wilayah Belgrade yang dikuasai oleh Kerajaan Hongaria. Penyerangan itu sangat vital untuk menaklukan kerajaan Hongaria yang—sejak kejatuhan Serbia, Bulgaria, Albania, dan Kekaisaran Romawi Timur—menjadi satu-satunya penghalang kampanye militer Utsmaniyah ke Eropa. Suleiman mengepung Belgrade dan mulai melakukan pengeboman besar-besaran dari kepulauan di wilayah Donau. Dengan pasukan yang hanya berjumlah sekitar 700 orang dan tanpa bantuan dari Hongaria, Belgrade jatuh ke tangan Suleiman pada bulan Agustus 1521.

1522:
Suleiman I menawan Ksatria kafir Hospitallers dan mengejar mereka dari pulau Rhodes.


1522, Panglima Portugis Henrique Leme mengadakan perjanjian dengan Raja Pajajaran yang bernama ‘Samiam’. Mungkin yang dimaksud adalah ‘Sang Hyang’ (Sang Dewa), gelar yang disandang Raja-raja Pajajaran. Portugis dijanjikan akan diberi ijin untuk mendirikan pos di Sunda Kelapa (pelabuhan milik Pajajaran) jika membantu mereka melawan pasukan Islam dari Jawa Tengah.
 pihak Portugis membentuk koalisi dengan Sunda untuk memperoleh akses perdagangan lada yang menguntungkan.
Komandan benteng Malaka pada saat itu adalah Jorge de Albuquerque. Tahun itu pula dia mengirim sebuah kapal, São Sebastião, di bawah komandan Kapten Enrique Leme, ke Sunda Kalapa disertai dengan barang-barang berharga untuk dipersembahkan kepada raja Sunda. Dua sumber tertulis menggambarkan akhir dari perjanjian tersebut secara terperinci. Yang pertama adalah dokumen asli Portugis yang berasal dari tahun 1522 yang berisi naskah perjanjian dan tandatangan para saksi, dan yang kedua adalah laporan kejadian yang disampaikan oleh João de Barros dalam bukunya "Da Asia", yang dicetak tidak lama sebelum tahun 1777/78.
Menurut sumber-sumber sejarah ini, raja Sunda menyambut hangat kedatangan orang Portugis. Saat itu Prabu Surawisesa telah naik tahta menggantikan ayahandanya dan Barros memanggilnya "raja Samio". Raja Sunda sepakat dengan perjanjian persahabatan dengan raja Portugal dan memutuskan untuk memberikan tanah di mulut Ciliwung sebagai tempat berlabuh kapal-kapal Portugis. Selain itu, raja Sunda berjanji jika pembangunan benteng sudah dimulai maka beliau akan menyumbangkan seribu karung lada kepada Portugis. Dokumen kontrak tersebut dibuat rangkap dua, satu salinan untuk raja Sunda dan satu lagi untuk raja Portugal; keduanya ditandatangani pada tanggal 21 Agustus 1522.
Pada dokumen perjanjian, saksi dari Kerajaan Sunda adalah Padam Tumungo, Samgydepaty, e outre Benegar e easy o xabandar, maksudnya adalah "Yang Dipertuan Tumenggung, Sang Adipati, Bendahara dan Syahbandar Sunda Kelapa". Saksi dari pihak Portugis, seperti dilaporkan sejarawan Porto bernama João de Barros, ada delapan orang. Saksi dari Kerajaan Sunda tidak menandatangani dokumen, mereka melegalisasinya dengan adat istiadat melalui "selamatan".
Pada hari penandatangan perjanjian tersebut, beberapa bangsawan Kerajaan Sunda bersama Enrique Leme dan rombongannya pergi ke tanah yang akan menjadi tempat benteng pertahanan di mulut Ci Liwung. Mereka mendirikan prasasti, yang disebut Luso-Sundanese padrão, di daerah yang sekarang menjadi Kelurahan Tugu di Jakarta Utara. Adalah merupakan kebiasaan bangsa Portugis untuk mendirikan padrao saat mereka menemukan tanah baru.
Portugis gagal untuk memenuhi janjinya untuk kembali ke Sunda Kalapa pada tahun berikutnya untuk membangun benteng dikarenakan adanya masalah di Goa/India.

Perkembangan ini tentu tidak disenangi oleh kaum muslim di Jawa Tengah. Si kafir Hindu hendak meminta bantuan kepada kafir Portugis. Lengkap sudah faktor yang bisa membangkitkan semangat orang-orang Islam dalam membasmi kekafiran.

Padahal, semula Maharaja Majapahit dan raja pajajaran tidak pernah (atau tidak sanggup) menghalang-halangi atau memusuhi penyebar Islam di wilayah negerinya. Legenda tentang Wali paling senior - Sunan Ampel - menunjukkan bahwa ia diterima dengan baik di istana. Mungkin juga karena masih keponakan permaisuri, Putri Champa. Malah ia diberi tugas memimpin masyarakat baru muslim di Surabaya.


Bahkan makam-makam tua di Tralaya-Trowulan, di wilayah sekitar ibukota Majapahit, membuktikan bahwa para bangsawan Majapahit sudah ada yang menganut Islam sejak jaman Prabu Hayam Wuruk

Friday, May 31, 2013

jejak sejarah bali abad xv bagian 2 (1451-1500)

jejak sejarah bali abad xv bagian 2 (1451-1500)

1451:
Di kerajaan khilafah sunni Ottoman Turki, Kematian Murad II; digantikan  oleh anaknya Muhammad II.

 1451.
Setelah Kertawijaya wafat,  bhre pamotan menjadi raja dengan gelar Rajasawardhana dan memerintah di Kahuripan. Ia wafat pada tahun 1453 AD. Terjadi jeda waktu tiga tahun tanpa raja akibat krisis pewarisan takhta.


1453 
Mehmed II  menaklukkan Kota Konstantinopel pada tanggal 29 Mei 1453 pada usia 21 tahun.
Kota tersebut menjadi ibukota baru Kesultanan Utsmaniyah. Sebelum Mehmed II terbunuh,
pasukan Utsmaniyah berhasil menaklukkan Korsika, Sardinia, dan Sisilia. Namun sepeninggalnya,

rencana untuk menaklukkan Italia dibatalkan.

jatuhnya konstatinopel  ke tangan islam turki Utsmaniyah.
menyebabkan jalur perdagangan antara Eropa dan Asia Barat di Laut Tengah terputus.
Para pedagang terpaksa mencari jalur lain ke sumber rempah-rempah dan hal tersebut membawa
bangsa Eropa ke kepulauan Nusantara.

1454:
kekaisaran khilafah islam sunni Ottoman Turki, melakukan Serangan terhadap Wallachia, Wallachia menjadi negara bawahan dari Turki.

1456:
Di kerajaan khilafah  Ottoman Turki, mengAneksasi dari Serbia.


1456
girisawardhana, putra Kertawijaya, naik takhta. Ia kemudian wafat pada 1466.

1461: Di kerajaan Ottoman Turki, Aneksasi Bosnia dan Herzogovina. Dalam Burji Mamluk kerajaan, Kematian Saifuddin Inal, suksesi putranya Shahabuddin Ahmad. Shahabuddin Ahmad digulingkan oleh Mamluk Jenderal Saifuddin Khushqadam.

1462:
kerajaan islam sunni Ottoman Turki, mengAneksasi Albania.

1465:
Di kerajaan Golden Horde, Kematian Said Ahmad, disuksesi oleh putranya Khan Ahmad.
Di Maroko, terjadi Pembunuhan Abdul Haq. Akhir kekuasaan Mariniyyah.


1466
Singhawikramawardhana naik tahta. Singhawikramawardhana memindahkan ibu kota kerajaan lebih jauh ke pedalaman di daha (bekas ibu kota kerajaan kediri) dan terus memerintah disana hingga digantikan oleh putranya ranawijaya pada tahun 1474.

1468
pangeran Kertabhumi memberontak terhadap Singhawikramawardhana dan mengangkat dirinya sebagai raja Majapahit.

1469:
Kematian Abu Said di kekaisaran islamiah Timurids, , disintegrasi negara Timurid. Di Khurasan Hussain Baygara berkuasa dan memerintah selama tahun-tahun yang tersisa dari abad kelima belas.

1472: 
Di Maroko, Muhammad al Sharif Jati digulingkan oleh Wattisid  yang menetapkan pendirian kekuasaan dinasti Wattisid.

1473: 
kekaisaran islam Ottoman Turki, melakukan Perang melawan Persia, Persia dikalahkan.

 1474
 ranawijaya naik tahta. Menurut prasasti Jiyu dan Petak, Ranawijaya mengaku bahwa ia telah mengalahkan Kertabhumi  dan memindahkan ibu kota ke Daha (Kediri).


1475:
kerajaan khilafah islamiah sunni Ottoman Turki, mengAneksasi Crimea. melakukan Perang melawan Venesia. Tukey menjadi master dari Laut Aegea.


1478. 
ada dua kejadian besar yang langsung menyangkut nasib bumi Jawa tahun ini : berdirinya Kesultanan Demak dan perebutan kekuasaan di ibukota Majapahit.

Pada tahun itulah raja pertama Demak mulai memerintah. Di catatan-catatan Jawa dia disebut dangan nama Raden Patah. Dari kata Arab : Al Fatah, berarti kemenangan gemilang. Pada awalnya, dia masih mengakui Maharaja Majapahit sebagai atasannya.

Dari gelarnya, yaitu raden, dapat diduga ia bertalian darah dengan penguasa lama. Bahkan ada juga yang mengatakan bahwa ia adalah anak Maharaja Majapahit terakhir, yaitu Brawijaya. Sedangkan ibunya adalah selir raja, seorang wanita Cina muslim. Tempat kelahirannya adalah Palembang. Konon ibunya dalam keadaan mengandung ketika ‘dihadiahkan’ kepada Gubernur kesayangan Maharaja di Sumatera Selatan itu.

 Ditemukan juga nama Panembahan Jimbun sebagai gelar raja itu. Kaum peranakan Cina di Jawa menganggap nama itu berasal dari kata Cina : Jin Bun, yang berarti ‘orang kuat’. Fakta ini sepertinya memperkuat anggapan bahwa ia benar-benar putra Maharaja Majapahit terakhir yang beristrikan wanita Cina. tetapi HJ de Graaf menduga kata ‘Jimbun’ pada gelar Raja Demak pertama itu berasal dari sebuah wilayah di sekitar Demak yang bernama sama, tempat kelahiran sang raja.

 Menurut catatan orang Eropa, nama penguasa Demak pertama itu adalah Pate Rodin (Sr) . De Graaf memperolehnya dari buku Summa Oriental tulisan Tome Pires, seorang duta Portugis dari Malaka yang mengunjungi Jawa pada awal abad XVI. Ilmuwan Belanda itu memperkirakan nama sang penguasa mungkin adalah ‘Kamaruddin’ atau ‘Badruddin’.

 Dari buku yang sama dan juga dari dokumen Kerajaan Banten, didapatkan bukti bahwa Raja Demak tersebut bukanlah keturunan Maharaja Majapahit. Di dokumen Kerajaan Banten, ia disebut dengan nama Arya Sumangsang. Ia adalah anak Patih Adipati (gubernur) Demak bernama Cek Ko Po yang beretnis Cina. Sedangkan penguasa Demak pada waktu itu adalah bawahan Majapahit bernama Lembu Sora. Mungkin ia yang bergelar Kertabhumi.

Cek Ko Po, menurut Sejarah Banten, adalah seorang Cina muslim yang berasal dari Gresik, Jawa Timur. Dengan keahliannya dalam berniaga, ia menjadi kaya raya. Dengan kekayaanya tidak aneh jika ia menjadi orang terpandang di kota Demak. Melihat kemampuannya itu, penguasa Demak kemudian mengangkatnya menjadi ‘Patih’.

‘Patih’ yang dimaksud belum tentu merujuk pada jabatan patih seperti yang disandang oleh patih raja Jawa pada umumnya. Tugas pejabat patih pada jaman kuno adalah mengatur segala hal - ekonomi maupun militer - agar pemerintahan dapat berjalan lancar (mirip dengan perdana menteri pada jaman sekarang). Bisa juga yang dimaksud dengan ‘patih’ disana adalah semacam pemimpin masyarakat Cina. De Graaf memperkirakan, (pada awalnya ia) tak lebih dari ‘Kapitan’ Cina, seperti yang lazim dipakai di jaman yang lebih kemudian.


 Meskipun hanya menjabat sebagai ‘patih’ penguasa daerah bawahan (ataupun sebagai ‘Kapitan’ Cina), ternyata ia sangat berjasa kepada Maharaja Majapahit. Cek Ko Po-lah yang ‘memimpin’ ekspedisi militer penghukuman atas Palembang dan Cirebon yang membangkang.
Tidak jelas, apakah Cek Ko Po turun langsung sebagai panglima operasi militer atau hanya mendukung secara finansial. Melihat latar balakangnya yang sukses sebagai pengusaha, agaknya ia membantu dengan kekayaannya. Dan bantuannya itu sangat bermanfaat.


Menurut aturan, yang menjadi panglima seharusnya adalah Lembu Sora/Kertabhumi. Karena Demak merupakan wilayah ‘dalam’ (bukan berstatus mancanegara) Majapahit yang berada di ujung paling barat. Tetapi rupanya ia mendelegasikan wewenang kepada ‘patih’nya itu.

Pada waktu ekspedisi itulah konon anak Cek Ko Po dilahirkan. 

Entah dengan cara mengawini putri Penguasa Demak (Lembu Sora / Kertabhumi)  ataukah dengan cara membunuhnya, yang jelas pada akhirnya anak Cek Ko Po ( Pate Rodin sr) malah menjadi Raja di Demak. Dan ternyata, Maharaja Majapahit – sebagai atasan Demak – tidak melakukan tindakan apapun atas penyimpangan itu.

Ternyata, pemerintah pusat Majapahit salah melakukan perhitungan politik. Membiarkan kejadian di Demak ternyata membuat turunnya wibawa Maharaja di mata penguasa-penguasa daerah lain, terutama penguasa-penguasa yang mulai beralih beragama Islam. Apapun alasannya, Maharaja tidak bisa mengubah keadaan. Insiden Demak membuktikan dengan nyata : Majapahit yang dulu perkasa, sekarang sudah tidak bergigi lagi.


 1478
Ranawijaya mengalahkan Kertabhumi dan mempersatukan kembali Majapahit menjadi satu kerajaan. Ranawijaya memerintah pada kurun waktu 1474 hingga 1519 dengan gelar Girindrawardhana. Meskipun demikian kekuatan Majapahit telah melemah akibat konflik dinasti ini dan serangan2 kerajaan-kerajaan Islam di pantai utara Jawa.
Cabang keluarga Kediri ini (Girindrawardhana) lebih muda dan sebenarnya tidak berhak menduduki tahta. Cabang keluarga yang sebenarnya lebih berhak, karena lebih senior, adalah cabang Sinagara. Salah satu keturunannya adalah Lembu Sora / Kertabhumi yang berkuasa di Demak. Maharaja mendapatkan keuntungan karena ‘saingan potensial’ itu sudah disingkirkan oleh ‘patih’-nya sendiri. Istilah Jawanya : Maharaja melakukan ‘nabok nyilih tangan’ = memukul dengan cara meminjam tangan orang lain.

1480
Ratusan orang kafir katolik Italia dibantai tahun 1480 ketika orang-orang Turki dari kerajaan
Khilafah islamiah sunni Ottoman menyerbu kota Otranto di Italia selatan dan memaksa
 penduduk kafir katolik di sana masuk agama Islam yang damai. 

Ketika penduduk menolak, pasukan kerajaan khilafah islam sunni Ottoman Turki itu memenggal kira-
kira 800 orang pria kafir katolik dan anak2 laki-laki kafir katolik,
yang kemudian oleh orang-orang kafir Katolik disebut sebagai "martir  dari kota Otranto".

Pada 2013 Paus Fransiskus telah mengangkat orang-orangsucinya yang baru, 
termasuk ratusan orang kafir katolik Italia yang dipenggal dalam abad  ke-15 karena tidak mau
masuk Islam ini.
Dalam upacara kanonisasinya yang pertama sejak ia diangkat menjadi Paus bulan Maret 2013,

Pengangkatan orang-orang itu sebagai orang suci telah disetujui oleh Paus Benediktus, 
pendahulu Paus Fransiskus, ketika Paus Benediktus mengumumkan pengunduran dirinya
bulan Februari 2013.


1481
Bayezid II naik tahta sebagai Sultan Ottoman.
Setelah kematian Mehmed II, Bayezid II bertengkar dengan saudaranya Cem yang juga anak Mehmed II,
yang mengklaim tahta Sultan Ottoman dan mencari dukungan militer dari Mamluk di Mesir.
Setelah Cem dikalahkan oleh pasukan Bayezid II, Cem lari dan mencari perlindungan ke Knights St John
di Rhodes . Akhirnya, Ksatria Cem diserahkan kepada Paus Innocent VIII (1484-1492).
Paus mau menggunakan Cem sebagai alat untuk mengusir Turki keluar dari Eropa,
tapi upaya tersebut gagal, Cem mati di penjara Neapolitan.

Seperti ayahnya Mehmed II, Bayezid II adalah pelindung
budaya barat dan timur dan tidak seperti sultan lainnya, bekerja keras untuk memastikan kelancaran
politik domestik, yang membuatnya mendapatkan julukan "Yang Adil".

Sepanjang pemerintahannya, Bayezid II terlibat dalam berbagai kampanye untuk menaklukkan Venesia
despotate , yang mendefinisikan daerah ini sebagai kunci untuk masa depan kekuatan angkatan laut
Ottoman di Timur Mediterania apabila berhasil ditaklukkan .
Yang terakhir dari perang-perang ini berakhir pada 1501 dengan
Bayezid II yang mengontrol dari benteng utama Mistra dan Monemvasia .
Bayezid melarang semua percetakan di Arab dan Turki, larangan abadi dalam dunia Islam ini
sampai tahun 1729. Pada akhir pemerintahannya sekali lagi terjadi perebutan kekuasaan di antara
anaknya sendiri yaitu antara Selim I dan Ahmet.

 1481
Gan Si Cang / Sunan Kali Jaga yang masa mudanya bernama Raden Said (Putra Gan Eng Cu yang lain yang adalah Kapitan China di Semarang.) memimpin pembangunan Masjid Demak dengan
tukang-tukang kayu dari galangan kapal Semarang. Tiang penyangga masjid itu dibangun dengan model konstruksi tiang kapal yang terdiri dari kepingan-kepingan kayu yang tersusun rapi.
Tiang itu dianggap lebih kuat menahan angin badai daripada tiang yang terbuat dari kayu yang utuh.

1488:
Dalam kekaisaran Uzbegs, Kematian Haider Sultan, disuksesi oleh keponakannya Shaybani Khan.
Di Tunisia, Kematian Abu Umar Othman setelah berkuasa 52 tahun, disuksesi oleh Abu Zikriya Yahya.

1489:
Di Tunisia, Abu Yahya Zikriya digulingkan oleh Abul Mumin.

1489,
Daghyang Nirarta datang ke Bali dengan membawa ajaran-ajaran yang sudah dipengaruhi oleh peta politik global saat itu (peta politik global abad 15 ), yaitu konsep kasta-kasta dan perbudakan. Nirarta juga melarang anak-anaknya beserta keturunannya untuk menyembah patung-patung.

Di Lombok Nirarta mengajarkan Islam wetu telu, ajarannya dapat dilihat dalam geguritan Islam wetu telu, beliau diberi gelar Haji Duta semeru, konon entah benar apa tidakbeliau sudah pernah naik haji ke Mekkah.

Ada ceritra kesamaan kemampuan antara Nirarta dengan Syekh Siti Jenar yaitu sama-sama
mampu menghidupkan cacing jadi manusia.
Menurut Babad Brahmana, sewaktu Nirarta tiba di Bali, Nirarta membaca mantra, didengar oleh
seekor cacing kalung, cacing kalung tersebut kemudian menjadi Manusia diberi nama Nyi Berit, yang
dikemudian hari menjadi salah satu istrinya dan beranak-pianak sampai sekarang. Dan mengaku “berkasta Brahmana”.

Karena kesaktiannya Nirarta diangkat jadi Bagawanta kerajaan di Gelgel. Pada saat itu yang menjadi
penguasa di Gelgel adalah Dalem Waturenggong (1460-1550). Atas usul Danghyang Nirarta sang
puruhita kerajaan gelgel, masyarakat Bali di Restukturisasi menjadi berbagai macam kasta.
Untuk meresmikan hal ini di masyarakat, struktur baru ini dimasukkan dalam lontar-lontar
pedoman seperti Widhisastra Saking Nithi Danghyang Dwijendra.

Semenjak itu munculah Kasta yang dilekatkan kepada agama Hindu
di Bali. Kasta Brahmana hanya dimonopoli  anak-anak dan keturunan
Danghyang Nirarta saja, termasuk juga keturunannya yang berasal dari Ibu
jelmaan cacing kalung(Nyi Berit), sementara orang2 baliaga diturunkan pangkatnya
menjadi panjak (budak) meskipun berprofesi sebagai pendeta (pemangku).

Kasta Ksatrya hanya diambil dari keturunan dalem Gelgel serta Wesya dan sudra yang terdiri dari penduduk Bali Age.
Awig- Awig (undang2) ini di sahkan oleh dalem Waturenggong. Setelah kasta-kasta ini disahkan,
diberlakukan juga perbudakan. Raja-Raja Bali dengan dukungan Kelompok yang mengaku “Brahmana” membuat awig-awig untuk mengesahkan perbudakan.
Menghukum Rakyat Bali yang beragama Hindu (awig-awig tersebut tidak berlaku bagi umat
selain umat Hindu) yang melanggar awig-awig sebagai budak yang boleh di jual oleh Raja.
Raja-Raja Bali memperoleh Harta dengan mengekspor para budak kepada Kompeni di Batavia.

konon Sistem Kasta dan Perbudakan mengadopsi konsep- konsep Injil dan perbudakan dalam masyarakat islam Arab. konon dalam ajaran islam dan kristen dilarang memperbudak saudara2nya yg seagama, tetapi dibenarkan (dihalalkan) untuk memperbudak kafir yang menolak masuk islam.

tapi para punguasa di bali justru memperbudak saudara2nya sesama hindu.
Sistem Perbudakan yang dijadikan komoditas Ekspor oleh Raja-Raja Bali, menyumbang hampir 60 % budak-budak kepada VOC di Batavia.
Budak-budak beragama Hindu dari Bali di jual ke Batavia, Hindia Barat, Afrika Selatan, dan pulau-pulau di Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.

Sebagai contoh: klan Sudira di Depok yangdisebut “Belanda Depok”, adalah orang yang berasal dari Gianyar dan tidak ada sedikitpun identitas ke Hinduan atau Bali nya yang tersisa,
Krn sbg syarat kebebasannya mrk hrs memeluk kristen spy agamanya sama dengan tuannya.
Krn dlm ajaran kristen dilarang memperbudak sesama kristen. hanya saja kalau kita tanya mereka
mengaku kakek moyangnya berasal dari Gianyar-Bali,



1498
Melalui penjelajahan samudra, bangsa Portugis telah berhasil mencapai Kalikut India (1498)

Penjelajah Portugis Vasco da Gama mendarat di Calicut, di masa kini Kerala tahun 1498.
Ini penemuan dan pembentukan sebuah rute laut ke India baru mengitari Tanjung Harapan,
memberikan dorongan untuk Portugis yang sangat ingin memanfaatkan itu untuk keuntungan mereka.
Mereka segera menyadari bahwa mereka harus memiliki sebuah pos perdagangan permanen untuk
melakukannya perdagangan secara efektif.
Berulang kali mencoba untuk melakukan hal itu sepanjang pantai Malabar (yang saat itu dikendalikan
oleh Zamorin dari Calicut) India,
terbukti sulit dan akhirnya mereka memutuskan untuk mencoba keberuntungan mereka ke sepanjang
pantai utara.

1498:
Di kerajaan manluk Burji, penggulingan Nasir Muhammad, kekuasaan diambil alih oleh Zahir Kanauh.

1499:
Dalam kekaisaran Uzbegs, Shayhani Khan menaklukkan Transoxiana.
Di kerajaan Golden Horde, Kematian Murtada, suksesi Said Ahmad III.
kerajaan islamiah Ottoman Turki, orang Turki dikalahkan armada Venetian dalam pertempuran Lepanto.


1500: 
Di kerajaan islam Mamluk burji, Zahir Kanauh digulingkan oleh Ashraf Gan Balat.